Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memimpin upacara hari peringatan sumpah pemuda di lapangan silang selatan Monas, Jakarta Pusat. Aniee lantas menyinggung salah satu poin dalam sumpah pemuda, yakni soal bahasa.
Menurut Anies, poin ketiga sumpah pemuda itu merupakan poin paling penting. Poin tersebut menuliskan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
"Kalimat paling penting adalah merumuskan bahasa persatuan, bahasa indonesia. Bukan satu bahasa ya. Karena kalau satu bahasa tidak ada bahasa lain," kata Anies.
Anies menganggap poin itu membuat bahasa daerah lainnya selain bahasa Indonesia menjadi bisa berkembang. Selain itu meskipum banyak bahasa lain, bahasa Indonesia bisa menyatukan bangsa.
Baca Juga: Gembar Gembor NKRI, Prabowo Tak Hadiri Upacara Sumpah Pemuda di Kemenhan
"Dengan adanya satu bahasa persatuan, maka begitu banyak hal di Indonesia diselesaikan dengan jauh lebih mudah," jelas Anies.
Dampak dari menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kata Anies, masih terasa sampai sekarang. Segala permasalahan bisa diselesaikan dengan adanya bahasa persatuan.
"Ketika ada perselisihan antara kelompok di satu daerah, walaupun berbeda suku, semua pihak diundang untuk berunding, di ruang permusyawaratan itu, tidak diperlukan penerjemah. Karena semua pihak menggunakan bahasa Indonesia," pungkasnya.