Projo Batal Ngambek usai Dapat Jabatan Wamen, Respons Menohok Seknas Jokowi

Senin, 28 Oktober 2019 | 12:41 WIB
Projo Batal Ngambek usai Dapat Jabatan Wamen, Respons Menohok Seknas Jokowi
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memperkenalkan calon-calon wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sebelum acara pelantikan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (25/10). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Pimpinan Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia (Seknas Jokowi) Jawa Timur Sapto Raharjanto menyayangkan sikap Projo yang sempat mengancam membubarkan diri menyikapi hasil pembentukan kabinet di pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo.

Menurut Sapto saat dihubungi Jatimnet.com, Minggu (27/10/2019), sebagai relawan pendukung, seharusnya Projo tak meminta-minta jabatan di kabinet dari hasil kerja keras memenangkan Jokowi dan Maruf Amin dalam Pilpres 2019 lalu.

"Kami menyayangkan sikap relawan yang ngambek dan mengancam membubarkan diri, karena pembagian jabatan. Bagi kami, masih banyak tugas yang harus dilakukan,” kata Sapto.

Seknas Jokowi, menurut Sapto, bisa memahami langkah Jokowi yang mengakomodasi semua pihak. Termasuk partai Gerindra dengan memberi dua kursi menteri, yang salah satunya adalah Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Baca Juga: Seknas Jokowi: Kami Tak Perlu jadi Pemarah Demi Sebuah Jabatan

“Sikap kami sama dengan sikap DPN Seknas Jokowi (pusat). Konteks pemilihan kabinet yang dilakukan presiden sudah ada perhitungan yang matang, termasuk masuknya dua petinggi Partai Gerindra,” lanjut alumnus Ilmu Sejarah Universitas Jember ini.

Diberitakan sebelumnya, Projo sempat menyatakan kekecewaannya dan mengancam membubarkan diri usai pengumuman kabinet. Sikap itu dipicu masuknya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam susunan kabinet.

Saat itu Projo menganggap ada beberapa figur yang tidak ‘berkeringat’ dalam pemenangan Jokowi-Amin, tetapi justru mendapat jatah menteri. Namun sikap Projo berubah setelah ketua umumnya, mendapat jatah sebagai wakil menteri.

Sejauh ini, lanjut Sapto, Seknas Jokowi akan menjaga konsistensinya, sekaligus mendukung dan mengawal program Presiden Joko Widodo sampai tahun 2024.

“Sejak tahun 2014 kami selalu konsisten, dengan tidak pernah meminta jatah (menteri maupun wakil menteri), karena kami relawan, bukan parpol. Bagi kami pemilihan kandidat menteri dan wakilnya adalah hak prerogatif presiden,” tegas Sapto.

Baca Juga: Beda Sikap dengan ProJo, Seknas Jokowi Pilih Dukung Kabinet Indonesia Maju

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI