Abu Bakar Al Baghdadi Diyakini Tewas, Bunuh Diri saat Diserbu Pasukan AS

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 27 Oktober 2019 | 15:47 WIB
Abu Bakar Al Baghdadi Diyakini Tewas, Bunuh Diri saat Diserbu Pasukan AS
Abu Bakr al Baghdadi. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Aturan kelompok itu terkenal brutal, dan secara global dikutuk sebagai "organisasi teroris," disalahkan atas kematian ribuan warga sipil dalam eksekusi dan pemenggalan, dan dituduh melakukan kejahatan perang.

Namun Baghdadi jarang terlihat. Apalagi setelah 2014, ketika wilayah yang dicaplok ISIS mulai berangsur-angsur dapat direbut.

Terakhir, Baghdadi tampil dalam video pada bulan April 2019. Dalam video itu, dia tampak duduk bersila di samping senjata AK47.

Baghdadi dalam video itu menyerukan aksi balas dendam dengan melakukan bom bunuh diri di berbagai negara.

Baca Juga: Khalifah ISIS Abu Bakar Al Baghdadi Tewas Dibunuh Pasukan Khusus AS

Setelahnya, Baghdadi diketahui hidup dalam pelarian dari satu tempat ke daerah lain karena dikejar oleh tentara internasional.

Bahkan, Departemen Luar Negeri AS membuat sayembara berhadiah USD 25 juta bagi siapa pun yang bisa mengajukan informasi valid tentang keberadaan Baghdadi.

Pada bulan September 2019, ISIS merilis pesan suara dari Baghdadi yang berisi pujian terhadap aksi-aksi bom bunuh diri di berbagai wilayah.

Dalam pesan suara itu, Baghdadi juga meminta sisa-sisa pengikutnya untuk konsolidasi dan mencoba membebaskan kawan-kawan mereka yang ditahan di Suriah.

Sementara Idlib dikenal sebagai benteng Front Al Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaeda. Karenanya, analisis kebingungan kenapa Baghdadi berada di sana. Sebab, Al Qaeda dianggap sebagai saingan ISIS dan keduanya sering terlibat baku tembak.

Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri, Kapolda: Dia Berkomitmen Langsung dengan Al Baghdadi

"Jika Baghdadi benar-benar berada di Barisha, akan menarik untuk memahami bagaimana dia berhasil bahkan sampai di sana (melalui Suriah atau melalui Turki?) Dan bagaimana mungkin baginya untuk tinggal di sana," kata analis Timur Tengah, Michael Horowitz.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI