Para ekstremis ini memaksakan versi hukum Islam yang penuh kekerasan dan memicu perang selama tiga tahun. Setelah kalah perang, anggota ISIS kemudian kocar-kacir dan meninggalkan wilayah itu dalam kehancuran.
"Banyak yang berpikir bahwa nilai-nilai yang dibawa ISIS sangat aneh, kontras dengan nilai-nilai dan tradisi Kurdi. Hal ini membuat beberapa orang memutuskan untuk meninggalkan iman mereka," kata imam besar Qadrok, seraya menambahkan bahwa ia melakukan upacara setiap minggu untuk menyambut para pengikut baru.
Agama ini baru mendapat pengakuan resmi oleh otoritas regional pada tahun 2015. Sejak itu, tiga kuil baru telah diresmikan, tetapi Tayib mengatakan belum ada kuburan untuk pengikut agama ini. Bagi sebagian orang di wilayah otonom ini, beralih ke Zoroastrianisme adalah cara mereka untuk menegaskan identitas regional yang berbeda dari mayoritas orang di Baghdad.
Tayib yang merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi perwakilan agama di pemerintahan otonom, mengatakan masyarakat Kurdi menjadi lebih toleran terhadap Zoroaster.
Baca Juga: Pasukan Kurdi Dikerahkan untuk Tangkis Operasi Militer Turki di Suriah
Perlu identitas sendiri
JURNALIS AFP menemani imam besar dan asistennya untuk mendatangi ibadah salat Jumat agama Islam yang diselenggarakan untuk mengutuk serangan militer Turki ke bagian-bagian Kurdi di Suriah bagian utara.
Ketika orang-orang beragama Zoroaster ini tiba, orang-orang Muslim menyambut mereka dan meminta untuk berswafoto dengan mereka. Islam sejauh ini masih menjadi agama utama di Kurdistan, Irak, dan tidak ada angka resmi terkait jumlah pengikut Zoroaster.
"Orang-orang Zoroaster adalah saudara kita, bukan musuh kita: musuh kita adalah orang-orang yang membunuh kita, seperti (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan," kata ulama Islam Mullah Saman sambil menyambut para pengikut Zoroaster.
Azad Saeed Mohammad, kepala Yasna, sebuah organisasi yang mempromosikan ajaran Zoroaster di Kurdistan, mengatakan bahwa Kurdi "perlu memiliki agama sendiri seperti bangsa-bangsa lain di Timur Tengah untuk menyelamatkan diri dari agresi dan penyerbu."
Baca Juga: Kuburan Massal Warga Kurdi Korban Pembantaian Saddam Husein Ditemukan
"Kita perlu menggunakan agama kuno kita untuk menghidupkan kembali identitas dan membangun bangsa," katanya.