39 Mayat dalam Truk, Seorang Korban Sempat Kirim Pesan Terakhir

Sabtu, 26 Oktober 2019 | 14:00 WIB
39 Mayat dalam Truk, Seorang Korban Sempat Kirim Pesan Terakhir
ilustrasi orang meninggal [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penemuan 39 mayat dalam kontainer atau peti kemas sebuah truk di Grays, Essex, Inggris pada Rabu (23/10/2019) mengagetkan warga Inggris. Semua korban merupakan migran.

Para korban, ditemukan pada Rabu dini hari. Mereka mengenakan pakaian minim dan hampir telanjang.

Dilansir dari Mirror, seorang korban ternyata sempat mengirim pesan terakhir kepada ibunya. Ia bernama Pham Thi Tra My, berusia 26 tahun.

Pham diduga masih sempat mengirim pesan terakhir sekitar 3 jam sebelum mayatnya ditemukan. Pesannya terkirim pukul 22.28 pada hari Selasa.

Baca Juga: Eks Putri Indonesia Diduga Terlibat Prostitusi, Digerebek Indehoi di Hotel

Sementara truk yang penuh dengan mayat migran itu ditemukan pada pukul 1.05 hari Rabu. Pesan terakhir Pham telah tersebar luas di internet.

Pham Thi Tra My, salah satu korban kasus 39 mayat dalam kontainer truk yang ditemukan di Essex, Inggris pada Rabu (23/10/2019) (Twitter)
Pham Thi Tra My, salah satu korban kasus 39 mayat dalam kontainer truk yang ditemukan di Essex, Inggris pada Rabu (23/10/2019) (Twitter)

Pham menulis, “Maafkan aku, Ibu. Perjalanan saya ke luar negeri belum berhasil. Bu, aku sangat mencintaimu. Saya sekarat karena saya tidak bisa bernapas."

Pihak keluarga telah mengkonfirmasi hal tersebut. Pham Thi Tra My telah membayar £ 30.000 (Rp 539,8 juta) untuk diselundupkan ke Inggris melalui China dan Prancis.

Artinya, pelaku perdagangan manusia ini mendapatkan hampir £ 1,2 juta (Rp 21 miliar) dari 39 korban.

Polisi pada awalnya mengira para korban semuanya warga negara China. Tetapi ada enam keluarga Vietnam yang melapor kehilangan keluarga dan khawatir orang yang mereka cintai termasuk di sana.

Baca Juga: Profil Kartika Wirjoatmodjo, Wamen BUMN dengan Kekayaan Rp 57 M

Keluarga dari Nguyen Dinh Luong, 20 tahun, mengatakan anaknya telah bepergian dari Vietnam ke Prancis lebih dari setahun yang lalu dan belum terdengar kabarnya dalam beberapa hari terakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI