Temuan 39 Jasad Manusia Dalam Truk di Inggris Diyakini Adalah Warga China

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 25 Oktober 2019 | 10:33 WIB
Temuan 39 Jasad Manusia Dalam Truk di Inggris Diyakini Adalah Warga China
Ilustrasi truk peti kemas
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi Inggris diberi waktu lebih banyak pada Kamis untuk menginterogasi sopir yang ditahan atas dugaan pembunuhan setelah penemuan 39 jasad manusia di dalam sebuah truk peti kemas di dekat London. Puluhan jasad itu diyakini adalah warga negara China.

Penyelidikan polisi di Inggris atas kasus tersebut berfokus pada perdagangan manusia.

Petugas menggeledah tiga properti di daerah County Armagh di Irlandia Utara. Sopir itu belum teridentifikasi secara resmi, namun sumber yang mengetahui penyelidikan itu menyebutkan ia bernama Mo Robinson dari Kota Portadown.

Tim medis dan polisi pada Rabu (24/10) menemukan 31 jasad pria dan delapan jasad perempuan di sebuah truk kontainer di kawasan industri Grays di Essex, sekitar 30 km timur London.

Baca Juga: Temuan Peti Kemas Berisi 39 Mayat Gegerkan Warga Inggris

Selama bertahun-tahun para migran ilegal berupaya untuk tiba di Inggris dengan menggunakan truk, terkadang dari daratan Eropa. Pada tahun 2000 sebanyak 58 warga negara China ditemukan tak bernyawa di sebuah truk tomat di pelabuhan Dover.

"Kami membaca dengan berat hati sejumlah laporan soal kematian 39 orang di Essex," kata Kedutaan Besar China melalui pernyataan.

Polisi diberikan izin oleh hakim untuk dapat menahan lebih lama sopir berusia 25 tahun itu hingga Kamis.

Badan Kriminal Nasional, yang menargetkan kejahatan serius dan terorganisir, mengatakan pihaknya sedang membantu penyelidikan dan berupaya untuk mengungkap segera setiap geng yang terlibat.

Juru bicara nasional Kepolisian Inggris urusan perdagangan manusia, Shaun Sawyer, melaporkan ribuan orang berupaya masuk ke Inggris secara ilegal. Sementara mereka dapat menyelamatkan banyak orang yang diselundupkan, Inggris dianggap kejahatan terorganisir sebagai potensi sasaran mudah bagi pelaku perdagangan manusia.

Baca Juga: Nasir Bawa Pulang Mayat Ibunya karena Kangen, Makam Sumarto Bakal Dicor

"Anda tidak dapat mengubah Inggris menjadi kubu pertahanan. Kami harus menerima bahwa kami memiliki perbatasan yang mempunyai celah," katanya kepada radio BBC.

Sumber: Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI