Suara.com - Pembahasan Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah ditinggalkan Sandiaga Uno hingga saat ini belum rampung. Polemik terjadi di kubu dua partai pengusung yang berhak menjadi pemilik kursi DKI 2, yakni Gerindra dan PKS.
Ketua DPW Gerindra DKI Jakarta, Mohamad Taufik menyalahkan PKS sebagai penyebab molornya proses pemilihan Wagub. Partai yang diketuai Sohibul Iman itu dianggap kurang bekerja keras dalam menuntaskan pemilihan di wilayah DPRD DKI.
"Ya yang mustinya di depan PKS dong. Kan barang (jatah Wagub), barang dia. Masa dia duduk-duduk saja, kami yang lari-lari," ujar Taufik di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (24/10/2019).
Diketahui PKS kekinian sudah menyerahkan dua nama, yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu sebagai pengganti Sandiaga Uno.
Baca Juga: Prabowo jadi Menhan, Kecil Peluang Gerindra jadi Duri di Kabinet Jokowi
Meskipun pembahasan pemilihan Wagub tinggal menunggu digelarnya Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab) untuk merampungkan Tata Tertib (tatib), PKS kata Taufik, tidak bisa tenang-tenang saja. Komunikasi dengan fraksi lain di DPRD Jakarta disebutnya harus dilakukan.
"Nunggu Rapimgab itu kan harus ada komunikasi, barang ini ada di DPRD. DPRD unsurnya banyak. Ya komunikasi lah dengan semua unsur itu. Kalau duduk-duduk saja ya mana bisa," jelasnya.
Meskipun demikian, Taufik meminta agar PKS kedepannya lebih agresif mendorong nama yang sudah ada itu dari pada Gerindra. Ia menargetkan akhir tahun 2019 Wagub sudah terpilih.
"Target saya sebelum tahun baru selesai. Tidak fair dong kalau kami yang dituntut untuk aktif, lebih agresif. Sementara, PKS duduk-duduk saja," pungkasnya.
Baca Juga: Prabowo Jadi Menhan Jokowi, Begini Nasib Gerindra dan PKS di Pilkada Depok