Suara.com - Pria bernama Shairil Anwar (36), menyerahkan diri ke polisi, Kamis (24/10/2019). Anwar merupakan buronan dalam kasus penganiayaan terhadap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.
Suami dari tersangka dokter IZH alias INS menyerahakn diri ke pihak Masjid Al Falah untuk kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Falah, Fery mengatakan Shairil mendatangi Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat, sekira pukul 13.00 WIB. Kepada pengurus DKm, Shairil minta diantar ke kantor polisi.
"Jadi terduga DPO datang ke kami DKM Masjid Al Falah untuk minta diantarkan ke penyidik Resmob PMJ. Atas itikad baik itu kami hubungkan pihak kepolisian dan sekarang beliau lagi diperiksa," ujar Ferry di Polda Metro Jaya.
Baca Juga: Danai Teror Pelantikan Jokowi Rp 700 Juta, Suci Rahayu Dicokok Polisi
Shairil kemudian digelandang ke Polda Metro Jaya. Fery menyebut, sosok yang berperan mengomandoi aksi penganiayaan itu merasa takut.
"Dia murni untuk datang serahkan diri untuk selesaikan proses karena ada rasa takut dan dia menyesali sebagai warga negara baik dia taat hukum dan dia berfikir hari ini waktu tepat dia serahkan diri," kata dia.
Dalam kasus ini polisi telah menetapkan 15 orang sebagai tersangka. Kekinian, tersangkan bertambah satu seusai Shairil menyerahkan dirim
Diketahui, mereka yang ditetapkan tersangka adalah AA (42), YY (54), ARS (52), RF (22), S (49), TRI alias RN (59), SR (39), RI alias Baros (30), ABK (30), R (47), IA alias IRS (57), F alias Ferry (47), YI alias Jerry (52), dokter IZH alias INS (36), dan Sekretaris PA 212 Bernard Abdul Jabbar (45).
Untuk tersangka RN dan Ferry ditangguhkan penahanannya. Faktor usia dan kesehatan menjadi alasan keduanya mendapatkan penagguhan penahanan.
Baca Juga: Hari Pertama Operasi Zebra Jaya, 6.686 Pengendara Ditilang Polisi
Atas perbuatanya, seluruh tersangka dijerat Pasal 365 KUHP dan atau Pasal 480 KUHP dan atau Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 335 KUHP dan atau Pasal 333 KUHP.
Kejadian yang menimpa Ninoy terjadi pada Senin (30/9/2019) malam. Ninoy yang tengah berkendara sepeda motor ke arah Pejompongan, Jakarta Pusat bertemu massa aksi yang sedang mengangkut rekannya karena terkena gas air mata.
Ninoy lantas memotret keadaan sekitar serta korban yang terkena gas air mata dengan ponselnya. Massa pun curiga dengan aksi Ninoy.
Kemudian massa langsung merampas dan memeriksa isi ponsel Ninoy. Massa menuding jika Ninoy kerap menyerang lawan politiknya di media sosial.