Suara.com - Organisasi relawan pendukung Joko Widodo, ProJokowi (Projo) menyatakan nonaktif atau vakum. Salah satunya penyebabnya adalah masuknya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.
Sekjen Projo Handoko mengatakan banyak rasa kecewa yang muncul dari relawan Projo di berbagai tingkat karena keputusan Jokowi menjadikan Prabowo menjadikan anak buahnya. Lantaran, Prabowo merupakan lawan politik bagi Projo selama masa Pemilu lalu.
"Kekecewaan itu kami tangkap dan kami memahami itu. Kami menilai ini menjadi sebuah realitas politik yang cukup tidak biasa. Sehingga kita menjadi sulit untuk menerima kenyataan itu," ujar Handoko di kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019).
Namun menurut Handoko, faktor utama vakummya Projo adalah karena Jokowi telah terpilih sebagai Presiden periode 2018-2024. Menurutnya Projo sendiri dibentuk dengan tujuan berkampanye demi kemenangan Jokowi.
Baca Juga: Relawan Jokowi Minta Presiden Tak Pilih Menteri yang Bawa Misi Pribadi
"Hari ini tugas itu sudah selesai, kami sudah berjuang dari 2013. Pak Jokowi sudah jadi presiden dua periode akhirnya tugas itu sudah kita jalankan dan hasilnya bagus," jelasnya.
Ke depannya, Handoko menyebut akan bertemu dengan Jokowi selaku pembina Projo untuk menentukan nasib organisasi itu. Selain itu, ia juga akan mengadakan kongres nasional untuk menentukan akan bubar atau melanjutkan Projo.
"Ya (Projo) vakum, tapi untuk bubar secara permanen atau tidak itu nanti akan kita putuskan di kongres. Tentu juga mempertimbangkan saran dari pembina kami yaitu Bapak Jokowi," katanya.