Profil Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman yang Lanjut Periode Kedua

Rabu, 23 Oktober 2019 | 16:56 WIB
Profil Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman yang Lanjut Periode Kedua
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Suara.com/Ummi HS).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman periode 2014-2019 Luhut Binsar Panjaitan mendatangi Istana Kepresidenan malam-malam untuk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (22/10/2019).

Luhut mengatakan, dirinya diminta Jokowi untuk kembali ke kabinet untuk menangani bidang kemaritiman dan investasi.

"Jadi Menko Maritim dan Investasi," kata dia, menyebutkan jabatan tertinggi di kementerian yang dulunya bernama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya dan kini menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Luhut lahir adalah putra pertama dari lima bersaudara anak pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida. Ia lahir pada 28 September 1947 di Toba Samosir, Sumatra Utara.

Baca Juga: Malam-malam ke Istana, Luhut: Saya Jadi Menko Maritim dan Investasi

Ayah Luhut sempat bekerja sebagai sopir bus, tetapi suatu hari nasibnya berbalik ketika bekerja di perusahaan dan disekolahkan di Amerika Serikat.

Setelah lulus SMA, Luhut masuk Akademi Militer (Akmil) Angkatan Darat. Selama menjalani pendidikan militer, dirinya berkali-kali mendapat penghargaan sebagai lulusan terbaik.

Beberapa di antaranya adalah Adhi Makayasa untuk lulusan terbaik AKABRI bagian Darat pada 1970 dan pada 1971 mendapat tiga penghargaan sekaligus: lulusan terbaik Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF), Sangkur Perak Komando untuk lulusan terbaik Kursus Komando, dan Trophy Payung Emas untuk lulusan terbaik Kursus Lintas Udara.

Karier cemerlang Luhut di bidang kemiliteran tak serta merta membuatnya berpuas hati. Pada 2004 ia mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan.

Ia mendirikan PT Toba Sejahtera, yang bergerak di sektor pertambangan batu bara dan memiliki anak usaha di sektor minyak dan gas, perkebunan, dan kelistrikan.

Baca Juga: Luhut Tak Menyoal Jika Gerindra Ingin Merapat ke Jokowi

Selain militer dan bisnis, Luhut juga melebarkan sayap kariernya di politik dengan bergabung ke Partai Golkar. Pada 2008 ia menjadi Wakil Ketua DPP Partai Golongan Karya, tetapi keluar pada 2014 karena mendukung Jokowi di Pilpres 2014.

Setelah Jokowi memenangkan kontestasi politik itu melawan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, Luhut diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Namun, belum lama menjabatnya, Luhut dilantik sebagai Menkopolhukam pada 2015 dan kembali dipindah ke kementerian lain saat perombakan kabinet. Pada 2016 ia diminta Jokowi menjadi Menko Kemaritiman dan Sumber Daya dan kini melanjutkan tugasnya untuk periode kedua.

Keluarga

  • Istri: Devi Simatupang
  • Anak: 4

Pendidikan

  • SMA Penabur, Bandung
  • Masters in Public Administration, George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat
  • National Defense University, Amerika Serikat
  • Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) (1970)
  • Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF)(1971)
  • Kursus Komando (1971)
  • Kursus Lintas Udara (1971)
  • Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA I (1976)
  • Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA II (1978)
  • Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD)
  • Sekolah Staf Dan Komando ABRI (SESKO ABRI)
  • Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS)

Karier

  • Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971)
  • Komandan Peleton Batalyon Siliwangi di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972)
  • Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973)
  • Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 - Oktober 1974)
  • Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 - Oktober 1974)
  • Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975)
  • Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus, Pada Operasi Seroja (1976), sekaligus meraih Prestasi dan Predikat sebagai Komandan Kompi Terbaik dalam Operasi Seroja
  • Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat
  • Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI
  • Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti-Teroris Kopassus (1981)
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983)
  • Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984)
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik (Proyek yang Menjadi Creme De La Creme TNI) Pada Detasemen 81 Anti-Teroris Kopassus (1985)
  • Pendiri Dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986)
  • Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi dan Predikat sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik di Timor-Timur
  • Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987)
  • Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989)
  • Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus (1990)
  • Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1993)
  • Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, meraih Prestasi sebagai Komandan Korem Terbaik di Indonesia (1995)
  • Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri
  • Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996-1997)
  • Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1998)
  • Pangkat Jenderal TNI (1999)
  • Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999-2000)
  • Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Indonesia (2000-2001)
  • Pengusaha di bidang energi dan pertambangan, PT Toba Sejahtera (2004)
  • Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar (2010-2014)
  • Kepala Staf Kepresidenan RI (2014-2015)
  • Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI (2015-2016)
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016-sekarang)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI