Dua Hari Terbakar, 6.055 Hektare Hutan Gunung Rinjani Hangus

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 23 Oktober 2019 | 02:00 WIB
Dua Hari Terbakar, 6.055 Hektare Hutan Gunung Rinjani Hangus
Luasan hutan di Gunung Rinjani yang terbakar. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hutan seluas 6.055 hektare yang berada di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hangus terbakar. Luasan lahan yang hangus tersebut diketahui akibat kebakaran sejak Sabtu (19/10/2019).

"Perkiraan luas areal yang terbakar berdasarkan data satelit yang dikompilasi dengan hasil pengamatan di lapangan," kata Pelaksana Harian Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dwi Pangestu di Mataram, Selasa (22/10/2019).

Luas hutan Gunung Rinjani yang terbakar sejak 19 Oktober sampai 20 Oktober tercatat 4.002,46 hektare. Dengan demikian, dalam dua hari terakhir, luas area hutan yang terbakar bertambah 2.000 hektare lebih.

Dwi mengatakan beberapa titik api sudah bisa dipadamkan, namun muncul lagi titik api baru, termasuk di antaranya di bagian bawah puncak Gunung Rinjani, sebelah atas persimpangan antara jalur pendakian Sembalun dengan jalur pendakian Bawak Nao (tangkok kediri), dan sebelah utara Gunung Sangkareang ke arah hutan Torean.

Baca Juga: Kecepatan Angin Berubah, Bombing Water di Gunung Arjuno Terkendala

Api juga terpantau ada di sebelah timur Cemara Rompes wilayah kerja BTNGR Resort Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, dan di sekitar Marung Meniris di jalur pendakian Senaru, Kabupaten Lombok Utara.

Kebakaran juga terjadi di kawasan hutan yang ada di Timba Turis sebelah barat, sekitar jalur pendakian Timbanuh, Kabupaten Lombok Timur.

"Informasi dari petugas di lapangan, api sangat cepat menuju barat mengarah wilayah kerja BTNGR Resort Joben, Kabupaten Lombok Timur," kata Dwi.

Ia mengatakan ratusan personel BTNGR, TNI-Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP) bahu membahu memadamkan api.

Upaya pemadaman dilakukan secara manual menggunakan alat penyemprot air, cangkul, dan parang karena topografi area yang terbakar terjal dan curam sehingga sulit dijangkau dan angin bertiup cukup kencang.

Baca Juga: Kembali Dibuka, Gunung Tangkuban Perahu Sudah Boleh Dikunjungi Wisatawan

Menurut Dwi, area hutan yang terbakar meluas sehingga membutuhkan penanganan ekstra. BTNGR akan meminta bantuan untuk mendatangkan helikopter pemadam api.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI