Suara.com - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menilai, pidato yang dibacakan Jokowi seusai dilantik menjadi Presiden RI untuk periode kedua, Minggu (20/10) akhir pekan lalu, mirip dengan gaya pidato era Orde Baru.
Bedanya, kata dia, kepemimpinan Jokowi masih dikendalikan oleh 'kaki-kaki' di sekelilingnya.
Adnan mengatakan, dalam teks pidato Jokowi menekankan soal stabilisasi, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
"Narasi-narasi yang dibangun dalam pidato Jokowi mirip narasi Orde Baru. Misalnya soal stabilitas, kemudian pertumbuhan ekonomi, serta pemerataan pembangunan,” kata Adnan dalam diskusi bertajuk 'Mencermati Kabinet Jokowi Jilid II' di kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019).
Baca Juga: Soroti Pidato Jokowi, YLBHI: Hukum, Demokrasi dan Anti Korupsi Hilang
Ia mengatakan, perbedaan antara pidato Jokowi dengan Soeharto hanya dalam implementasinya. Ia menuturkan, Soeharto dulu tidak dikendalikan sehingga kebijakannya efektif, meski pemerataan ekonomi tak terwujud.
Sementara Jokowi, justru tampak dikendalikan oleh “kaki-kaki” di sekitarnya, sehingga kebijakannya tidak efektif.
"Kebijakan-kebijakan yang ia anggap prioritas juga tidak akan berjalan efektif, apalagi situasinya menjadi lebih buruk ketika Jokowi tidak menyertakan kembali KPK," kata dia.