Suara.com - Hitungan beberapa menit, Presiden Indonesia Joko Widodo kembali dilantik untuk kali kedua. Masa jabatan baru ini dijalani setelah gelombang krisis yang melanda Jakarta, akhir-akhir ini.
Aksi penusukan Menkomkumham, Wiranto menjadi salah satu peristiwa yang mendapat perhatian media asing.
Lebih dari 30.000 personel keamanan dikerahkan selama upacara pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Acara ini dihadiri oleh delegasi asing dan kepala negara.
Media asing pun turut menyorot perayaan sederhana di pelantikan kali ini. Disinyalir, hal ini untuk mengantisipasi dari berbagai serangan yang dapat mengganggu stabilitas negara.
Baca Juga: Jokowi Temui Sejumlah Kepala Negara Sebelum Dilantik
Sebelum pengambilan sumpah, Jokowi bertemu dengan beberapa pemimpin dari berbagai negara, termasuk Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Seperti diketahui, kepemimpinannya mendapat kecaman setelah serangkaian demo dalam beberapa bulan terakhir. Diantaranya, demonstrasi anti pemerintah di mana tiga siswa tewas dan kebakaran hutan yang memicu asap serta menimbulkan ketegangan diplomatik dengan tetangga Indonesia, hingga kerusuhan mematikan di Papua.
"Ini adalah titik terlemah dalam kepemimpinan politik Jokowi. "Ini ujian bagi presiden di masa kritis," kata Arya Fernandes, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Jakarta, sebagaimana dilansir laman Daily Mail.
Demonstrasi terbesar pun sempat terajadi di seluruh wilayah nusantara, sejak demonstrasi massal menggulingkan kediktatoran Suharto pada 1998.
Baca Juga: Harapan Ketua KPU di Hari Pelantikan Jokowi - Ma'ruf Amin