Suara.com - Jabatan Menteri Luar Negeri di periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi akan disandang Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Mahendra Siregar jika Retno Marsudi diganti.
Ekonom yang namanya masuk bursa menteri kabinet Jokowi-Maruf Amin ini lahir di Bandung pada 17 Oktober 1962 dari pasutri etnis Angkola dan Minangkabau.
Di masa mudanya, Mahendra Siregar menempuh pendidikan kuliah S1 dan S2 di bidang ilmu ekonomi.
Namun sebelum meneruskan kuliah ke pendidikan pascasarjana, Mahendra Siregar telah memulai karier di pemerintahan pada 1986, tepatnya di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), yang dulunya dikenal dengan nama Departemen Luar Negeri (Deplu).
Baca Juga: Jokowi Minta Maaf Sering Ganggu Menkeu hingga Menlu Malam-malam
Selama 15 tahun berkarier di Kemenlu, Mahendra Siregar sudah ditugaskan di KBRI London dan KBRI Washington DC.
Pada 2001, dirinya berlabuh ke Kementerian Koordinator Bidang (Kemenko) Perekonomian, sebelum akhirnya kembali menjadi diplomat dengan menjabat Dubes RI untuk AS sejak Januari 2019.
Di luar pemerintahan, Mahendra Siregar juga telah mengantongi beragam pengalaman dengan beberapa kali menempati posisi komisaris di sejumlah perusahaan.
Keluarga
- Istri: Ita Br Siregar
- Anak: 3
Pendidikan
Baca Juga: Saat Perdana Menteri Belanda Tunjukkan Keakraban ke Menlu Retno
- S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Indonesia (UI), Depok (1986)
- S2 Economics Monash University, Australia (1991)
Riwayat karier
- Kementerian Luar Negeri (1986-2001), termasuk Economic Third Secretary
- KBRI London (1992–1995) dan Duta informasi KBRI Washington DC (1998–2001)
- Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2001-2004)
- Deputi Kerjasama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2004-2009)
- Ketua Dewan Direktur dan Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/Indonesia Eximbank (2009-2010)
- Wakil Menteri Perdagangan (2009-2011)
- Wakil Menteri Keuangan (2011-2013)
- Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (2012-2017)
- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2013-2014)
- Adjunct Professor, Asia Competitiveness Institute, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (2015-2017)
- Komisaris Independen PT Asuransi Jiwa Sequis Life (2015-)
- Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk (2015-)
- Komisaris PT AKR Corporindo Tbk (2015-)
- Komisaris Independen PT Vale Indonesia Tbk (2016-)
- Pengajar di Bank Indonesia Institute (2016-)
- Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas (2017-)
- Komisaris Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (2017-)
- Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (2019-sekarang)