Suara.com - Beredar pesan berantai melalui media sosial WhatsApp yang menyebut jika Polda Metro Jaya memberi instruksi pengamanan umat nasrani.
Instruksi tersebut merujuk pada acara pelantikan Joko Widodo- Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada Minggu (20/10/2019). Dalam pesan berantai itu menuliskan jika situasi keamanan memasuki siaga satu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membantah polisi mengeluarkan instruksi lewat pesan berantai tersebut.
"Polda Metro Jaya tidak membuat (pesan berantai yang beredar melalui WhatsApp)," kata Argo, Jumat (18/10/2019).
Baca Juga: Pusat Ekonomi dan Retail di Jakarta Jadi Target Bom Paku Abdul Basith Cs
Berikut isi pesan berantai tersebut:
POLDA METRO JAYA Menginformasikan kepada seluruh MAPOLDA di Indonesia:
DISOSIALISASIKAN pada seluruh umat dan Rumah Ibadah Gereja pada khususnya.
Dalam Kondisi Siaga 1 Kepolisian Republik Indonesia.
UNTUK UMAT GEREJA
Baca Juga: Habis Dompleng Aksi Mahasiswa, Dosen IPB Dkk Rakit Bom di Aksi Mujahid 212
1. Umat di minta untuk tidak membawa tas besar/ransel di ibadah minggu;
2. Sebisa mungkin yang membawa sepeda motor untuk melepaskan helm atau Penutup kepala (Masker) ketika masuk ke halaman gereja.
3. Yang memakai kendaraan online tidak di perkenakan naik/Turun penumpang di dalam area gereja atau di bahu jalan di depan gereja.
4. Peduli dengan siapa disamping kiri kanan anda, dengan datang kegereja dan memberi salama dengan umat yang duduk di samping kanan kiri anda.
UNTUK PELAYAN BERTUGAS
1. Bertugas di pintu kiri dan kanan, sebisa mungkin kenali umat gereja anda
2. Perkecil ruang gerak. Dengan menutup pintu samping, jadi hanya pintu utama yang di buka.
3. Diharapkan semua rekan Majelis atau pelayan gereja melakukan tugasnya sesuai “Jadwal” dan bila berhalangan, supaya mencarikan pengganti agar komposisi yang bertugas sesuai Jumlah.
UNTUK SECURITY
1. Bahu jalan di depan Gereja harus “steril” dengan parkir Mobil
2. Pintu pagar gereja hanya dibuka, sebatas badan dan motor.
3. Masuk ke ruang Ibadah hanya melalui “Pintu Utama” Gereja, yang dijaga oleh Presbiter bertugas atau Relawan yang piket.
4. Pintu samping kiri Gereja ditutup, dan Security atau Relawan yang bertugas hanya membukanya bila dibutuhkan.
5. Jemaat yang naik turun dari kenderaan pribadi atau Angkutan Umum dihimbau supaya jangan turun persis di depan gereja
6. Dihimbau kepada umat yang naik Gojek, agar jangan turun di depan Gereja
7. Jemaat yang memakai motor, sebelum masuk gereja harus membuka helm dan penutup hidung (Masker)
Kapolda minta kewaspadaan semua umat dan gereja.