Gelar Tradisi Pengantar Purna Tugas, Kapolri: Saya Fans Berat Bapak JK

Jum'at, 18 Oktober 2019 | 11:30 WIB
Gelar Tradisi Pengantar Purna Tugas, Kapolri: Saya Fans Berat Bapak JK
Polri menggelar tradisi pengantar purna tugas untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla di Auditorium Mutiara Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019). (Suara.com/M. Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku sangat mengagumi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tito menyebut JK adalah role model atau panutan bagi dirinya.

Tito menilai perlu waktu lama untuk menemukan tokoh seperti JK. Hal ini disampaikan Tito saat berpidato dalam acara tradisi pengantar purna tugas untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla di Auditorium Mutiara Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

"Kenapa Bapak (JK) role model saya?. Bapak legenda yang masih eksis di Indonesia. Kita perlu waktu bepuluh tahun atau waktu mendatang yang cukup lama untuk menemukan sosok yang setara Pak Jusuf Kalla," ujar Tito.

Selain sebagai wakil presiden, Tito menilai JK merupakan pengusaha yang sukses dan bersih.

Baca Juga: Selama jadi Wapres, JK Akui Tak Bisa Wujudkan Indonesia Makmur

Sementara, di dunia politik kiprah JK pun dinilainya bukan lah sosok yang sembarangan, buktinya tercatat sebagai wakil presiden di dua periode.

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Auditorium Mutiara Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019). (Suara.com/M. Yasir)
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Auditorium Mutiara Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019). (Suara.com/M. Yasir)

"Itu menunjukkan beliau bisa diterima para presiden karena profesionalisme beliau, sehingga diperlukan seluruh presiden," kata dia.

Selain itu Tito menilai JK merupakan tokoh perdamaian. JK kata Tito, bisa diterima di semua kalangan mulai dari Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, hingga kalangan garis keras sekalipun.

"Di NU, beliau kader. Di Muhammadiyah, dia tokoh. Di kalangan garis keras pun bisa diterima meski tidak satu pendapat," ungkapnya. "Mungkin bapak tidak sadar, saya sebagai fans berat bapak," kata Tito.

Baca Juga: Pamit ke Para Ekonom, JK: Ini Pidato Terakhir Saya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI