"Kemudian 2 titik api terdeteksi di Distrik Merauke dan 4 di Distrik Naukenjerai dari kebakaran ilalang dan jerami yang sengaja dibakar oleh orang tak dikenal dengan tujuan untuk membersihkan lahan pada musim kemarau dan mencari tikus," tegas Agus.
Selanjutnya 1 titik api terdeteksi di Kampung Okaba, Distrik Okaba berupa rawa kering yang sengaja dibakar untuk mencari ikan.
Titik api selanjutnya terdeteksi di jalan Trans Papua di Distrik Sota dari kebakaran yang berupa ilalang dan semak di kanan-kiri jalan oleh oknum tak dikenal. Adapun tujuannya ialah untuk berburu dan tradisi adat.
Kemudian 2 titik api terdeteksi di Kampung Suwam Distrik Tabonji berupa lahan dan ilalang yang sengaja dibakar untuk merangsang pertumbuhan rumput sebagai makanan utama rusa dan kanguru, hewan buruan masyarakat.
Baca Juga: Penyelesaian Karhutla Masih Belum Rampung
Hal serupa juga terjadi di Distrik Tanah Miring dan Distrik Kimaam, yang mana masyarakat masih memegang teguh tradisi berburu dengan cara tersebut selama bertahun-tahun.
Dalam mengatasi hal tersebut, sejauh ini pihak-pihak berwenang telah melakukan langkah upaya pemadaman bersama masyarakat menggunakan alat manual.
Selain itu sosialisasi tentang bahaya kebakaran hutan dan larangan membuka lahan dengan cara membakar hutan juga telah dilakukan bersama unsur TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah setempat.
Kendati demikian masyarakat tetap melakukan pembakaran karena kepercayan mereka hingga saat ini.
Baca Juga: Dirut PT Sumber Sawit Sejahtera jadi Tersangka Karhutla Riau