Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin berharap Partai Amanat Nasional (PAN) sejalan dengan pemerintah jika Presiden Joko Widodo membukakan pintu masuk ke dalam koalisi.
Menurut Ngabalin, PAN tidak boleh kembali mengulang kisah lama saat pernah mendukung Joko Widodo di Pilpres 2014 lalu berbelok menjadi oposisi mendukung Prabowo Subianto di 2019.
"PAN kan kemarin sudah ketemu ya ketua umum sama presiden. Ya mudah-mudahan PAN baik deh. Jangan ulangi sejarah lama ada di pemerintahan tapi terus menerus menggerogoti pemerintah," kata Ngabalin saat ditemui di Kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019).
Meski demikian, Ngabalin mengaku belum tahu bagaimana keputusan dari Presiden dalam pembentukan Kabinet Indonesia Kerja akan melibatkan PAN atau tidak.
Baca Juga: Jawaban Ngabalin Soal Rektor UIC yang Sebut Penyerang Wiranto Bukan Teroris
"Saya tidak tahu apakah posisi kali ini presiden masih ikut bareng-bareng PAN atau tidak, itu belum tahu. Karena menjadi hak prerogratif presiden," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat menemui Jokowi di Istana Negara juga menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Jokowi.
Enggak, kita ngomong merah putih saja. Saya tahu diri, itu hak Pak Presiden (Jokowi). Itu bukan hak kami, ada tidak, kalau kata pak Prabowo saya kutip, di luar atau dalam kita tetap akan sukseskan," ujar Zulkifli di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Selain PAN, beberapa partai oposisi di Pilpres 2019 lain yang sudah menemui Jokowi antara lain Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Sementara PKS masih tegas menjadi oposisi untuk lima tahun ke depan.
Baca Juga: Dilarang Masuk saat Prabowo Ketemu Jokowi, Ngabalin: Dinikmatin Aja, Santai