Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi perbincangan di kalangan wartawan. Wartawan merasa aneh, sebagai gubernur, Anies tidak memberikan info kegiatan sehari-hari kepada wartawan.
Alih-alih memberikan info kegiatannya agar bisa didatangi wartawan, Anies justru rutin memberikan siaran pers soal kegiatannya. Padahal kegiatan yang tertulis di rilis pers itu tidak dibagikan kepada wartawan.
Padahal di awal-awal Anies menjabat, pihak Balai Kota Jakarta memberikan rutin agenda kegiatan Anies saat malam atau pun pagi hari, meski tidak sering. Agenda dikirimkan di sebuah grup WhatsApp.
Terhitung sejak 4 Oktober 2019, Anies hanya memublikasikan dua kegiatannya kepada awak media. Yakni, uji coba jalur sepeda tahap dua di Fatmawati sampai Sudirman pada 12 Oktober dan konferensi pers dua tahun kepemimpinannya di Balai Kota 15 Oktober lalu.
Baca Juga: Dua Tahun Menjabat Gubernur, Anies Sebut Baru 40 Persen Programnya Tuntas
Selama tidak ada agenda, kegiatan Anies berlangsung seperti biasa namun tak diketahui wartawan. Seperti pada 4 Oktober memberangkatkan marbot dan majelis taklim umroh, meresmikan Indeskop atau bioskop rakyat pada 8 Oktober, dan bersepeda ke Kampung Akuarium pada 8 Oktober juga.
Selain itu, ada juga kegiatan peresmian menabung dengan sampah, meraih penghargaan soal ketenagakerjaan dan menutup acara Festival Teater Anak 2019 di Taman Ismail Marzuki. Kegiatan itu dilakukan pada 14 Oktober 2019.
Bahkan pada saat agenda rapat paripurna pengambilan sumpah jabatan Pimpinan DPRD pada 14 Oktober lalu, tim Anies tidak membagikan agenda itu ke wartawan. Meskipun awak media sudah memperkirakan kedatangan Anies karena itu merupakan acara penting.
Melalui media sosial instagramnya, aniesbaswedan, Anies juga kerap mengunggah foto atau video soal kegiatannya. Kebanyakan berisikan capaian atau kegiatan positif saat ia menjadi orang nomor satu di DKI.
Padahal, selama dua pekan belakangan, terdapat banyak isu yang perlu konfirmasi dari Anies selaku Kepala Pemerintahan di Jakarta. Di antaranya seperti Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang kontroversi karena banyak anggaran kontroverial.
Baca Juga: Anies Sebut Penyebab Banjir di Jakarta karena Kontur Tanah
Rancangan anggaran itu di dalamnya menuliskan sejumlah kenaikan anggaran yang akan disalurkan untuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), antivirus, transportasi, pembangunan Kampung Akuarium, rumah Dinas Gubernur. Selain itu, Anies juga belum buka suara soal pertemuannya dengan petinggi partai Nasdem.
Meskipun banyak isu yang perlu dikonfirmasi, keterangan pers untuk agenda yang tidak dipublikasi itu terus diberikan kepada awak media secara rutin. Sebenarnya rilis pers itu bisa menjadi sumber berita bagi awak media untuk pemberitaannya.
Perlu diketahui, keterangan pers berisikan informasi yang sudah dipilah dan disusun oleh tim Anies sendiri.
Salah satu wartawan di Balai Kota, Nikolaus Harbowo tidak terlalu nyaman dengan pengiriman rilis itu. Dia butuh ke lapangan untuk meliput langsung kegiatan gubernur. Selain itu dia juga perlu menanyakan isu-isu terkini seputar Balai Kota.
"Wartawan seakan dihindari, tak ada lg agenda yang dishare. Tapi tiba-tiba juru komunikasi bapak langsung kirim rilis sebanyak-banyaknya. Emangnya kami wartawan rilis, Pak? Banyak persoalan di DKI yang harus bapak jawab," ujar Niko di Balai Kota, Rabu (16/10/2019).
Anies pun ditanya soal hal itu.
Salah seorang wartawan media online juga menanyakan langsung kepada Anies saat konferensi pers soal dua tahun kepemimpinannya kemarin, Selasa (15/10/2019) di Balai Kota. Ia menyebut tindakan Anies itu menyulitkan kerja para awak media.
"Kami kangen loh sama bapak untuk doorstop, berbicara. Paling tidak kami ingin mengerjakan tugas kami untuk menyampaikan informasi," jelasnya.
Kendati dilontarkan pertanyaan demikian, Anies justru tidak menggubrisnya alias diam saja. Bahkan kekinian, Rabu (16/10/2019), Anies menandatangai MoU ITF Sunter bersama Jakpro dan Dinas Lingkungan Hidup dan agenda diskusi tanpa memberitahu ke awak media.