Meskipun banyak isu yang perlu dikonfirmasi, keterangan pers untuk agenda yang tidak dipublikasi itu terus diberikan kepada awak media secara rutin. Sebenarnya rilis pers itu bisa menjadi sumber berita bagi awak media untuk pemberitaannya.
Perlu diketahui, keterangan pers berisikan informasi yang sudah dipilah dan disusun oleh tim Anies sendiri.
Salah satu wartawan di Balai Kota, Nikolaus Harbowo tidak terlalu nyaman dengan pengiriman rilis itu. Dia butuh ke lapangan untuk meliput langsung kegiatan gubernur. Selain itu dia juga perlu menanyakan isu-isu terkini seputar Balai Kota.
"Wartawan seakan dihindari, tak ada lg agenda yang dishare. Tapi tiba-tiba juru komunikasi bapak langsung kirim rilis sebanyak-banyaknya. Emangnya kami wartawan rilis, Pak? Banyak persoalan di DKI yang harus bapak jawab," ujar Niko di Balai Kota, Rabu (16/10/2019).
Baca Juga: Dua Tahun Menjabat Gubernur, Anies Sebut Baru 40 Persen Programnya Tuntas
Anies pun ditanya soal hal itu.
Salah seorang wartawan media online juga menanyakan langsung kepada Anies saat konferensi pers soal dua tahun kepemimpinannya kemarin, Selasa (15/10/2019) di Balai Kota. Ia menyebut tindakan Anies itu menyulitkan kerja para awak media.
"Kami kangen loh sama bapak untuk doorstop, berbicara. Paling tidak kami ingin mengerjakan tugas kami untuk menyampaikan informasi," jelasnya.
Kendati dilontarkan pertanyaan demikian, Anies justru tidak menggubrisnya alias diam saja. Bahkan kekinian, Rabu (16/10/2019), Anies menandatangai MoU ITF Sunter bersama Jakpro dan Dinas Lingkungan Hidup dan agenda diskusi tanpa memberitahu ke awak media.
Baca Juga: Anies Sebut Penyebab Banjir di Jakarta karena Kontur Tanah