Kejanggalan-kejanggalan di Balik Aksi Damai Berujung Rusuh di Papua

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 16 Oktober 2019 | 13:40 WIB
Kejanggalan-kejanggalan di Balik Aksi Damai Berujung Rusuh di Papua
Asap membubung di Bandara Wamena. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pendeta Dora Balubun dari Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua mengatakan hal yang sama. Ia menduga, ada pihak yang telah merencanakan agar demonstrasi damai berujung rusuh.

“Misalnya, di Abepura ada orang yang membeli karet, kelereng dan lainnya satu minggu sebelum demonstrasi. Mungkin teman-teman koalisi punya catatan itu. Juga setelah demonstrasi di Kota Jayapura, ada kelompok yang muncul. Saya anggap itu milisi,” kata Pdt Dora Balubun.

Pdt Dora Balubun menyebut ada kelompok masyarakat yang secara terang-terangan membawa senjata tajam, akan tetapi aparat keamanan cenderung membiarkan kelompok itu.

“Di Kota Jayapura ada korban yang meninggal karena dibunuh kelompok tertentu, dan kami punya data itu. Kami mendesak Komnas HAM memperjungkan keadilan. Harus ada keadilan,” ujarnya.

Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kota Jayapura, Victor Tibul, juga menyebut ada sejumlah keanehan dalam demonstrasi, 29 Agustus 2019 di Kota Jayapura. Beberapa orang tidak dikenal terlihat berganti-ganti jaket almamater di sejumlah lokasi.

“[Mereka] berganti-ganti [jaket] almamater. Pertama pakai almamater Fakultas Hukum Uncen. Ketika di Kotaraja, ia pakai almamter USTJ, lalu menghilang. Sebenarnya mereka ini siapa?” ucap Viktor Tibul.

Tibul juga menyebut, biasanya pelanggaran hukum dilakukan oleh barisan terdepan massa. Pembakaran misalnya, dilakukan oleh barisan terdepan, karena penjual bensin eceran atau minyak tanah eceran belum menutup jualannya.

Akan tetapi, amuk massa dan pembakaran dalam unjukrasa 29 Agustus 2019 justru bukan dilakukan oleh barisan terdepan massa.

“Saat demonstrasi di Kota Jayapura pada 29 Agustus 2019, gelombang massa pertama, kedua dan ketiga aman. Gelombang ke empat baru terjadi pembakaran. Siapa yang suplai bahan bakar untuk digunakan membakar, ini juga mesti diungkap,” ujarnya.

Baca Juga: Kisah Relawan Wamena, Banyak Orang Sembunyi di Kandang saat Rusuh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI