Data Korupsi Arteria Dahlan di Mata Najwa, Buatan Anggota KPK Gadungan?

Rabu, 16 Oktober 2019 | 07:30 WIB
Data Korupsi Arteria Dahlan di Mata Najwa, Buatan Anggota KPK Gadungan?
Arteria Dahlan dan Emil Salim di Mata Najwa - (YouTube/Najwa Shihab)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan belum lama ini menuai kontroversi setelah membentak cendekiawan Emil Salim dalam acara Mata Najwa yang disiarkan Rabu (9/10).

Ia mendapat cibiran dari sejumlah pihak lantaran dinilai tidak sopan dengan lawan debatnya saat membahas Perppu KPK.

Dalam sebuah sesi, Arteria sempat menunjukkan data korupsi buatan seseorang yang dimintanya naik ke panggung, namun ditolak oleh Najwa Shihab.

Tak lama, terungkap bahwa pembuat data korupsi tersebut adalah pria bernama Madun, eks narapidana yang pernah ditangkap karena mengaku sebagai anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2014.

Baca Juga: Zulkifli Sebut Pelantikan Presiden Jokowi Menabrak UUD 1945 Hasil Amandemen

Informasi tersebut diperoleh dari unggahan jejaring Instagram Mata Najwa, Senin (14/10/2019).

Dalam video berdurasi 1 menit 32 detik tersebut, Madun yang merupakan Ketua LSM Gerakan Penyelamat Harta Negara mengakui bahwa data korupsi yang ditunjukkan Arteria Dahlan miliknya.

"(Data korupsi) itu dari saya," kata Madun.

Ia terkejut ketika Arteria menunjukkan data dalam sesi debat.

"Setelah dipelajari Pak Arteria, saya juga tak begitu paham tiba-tiba, semalam muncul di acara Najwa," imbuhnya.

Baca Juga: Terduga Teroris di Sukoharjo yang Dicokok Densus Ternyata Penjual Es Jeruk

Pengakuan Madun. (Instagram/@matanajwa)
Pengakuan Madun. (Instagram/@matanajwa)

Madun pernah dibui selama 1 tahun 8 bulan setelah memeras pejabat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (PDT) dengan mengaku sebagai anggota KPK.

Setelah bebas, ia melaporkan KPK kepada pihak kepolisian. Sampai sekarang, ia masih merasa kesal dan dendam kepada lembaga antirasuah  tersebut.

"Saya rasa kalau bicara sakit hati manusiawi. Di sisi lain rasa sakit hati, memang banyak masalah di KPK itu, " ungkap Madun.

Untuk itu, ia berharap semua laporan korupsi miliknya ditindaklanjuti KPK.

Apalagi ia mengklaim, memiliki bukti dugaan korupsi Rp 10 triliun di berbagai kementerian dan lembaga di Indonesia setelah mengumpulkan anggaran iklan di berbagai institusi pemerintah.

Namun, saat diminta menunjukkan barang bukti itu, Madun tidak bisa menunjukkan dengan lengkap. Kepolisian juga sering mengabaikan laporan Madun karena hal itu.

Hingga kekinian, video pengakuan Madun yang diunggah @najwashihab telah disaksikan lebih dari 1,3 juta kali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI