Jawaban Ngabalin Soal Rektor UIC yang Sebut Penyerang Wiranto Bukan Teroris

Selasa, 15 Oktober 2019 | 11:16 WIB
Jawaban Ngabalin Soal Rektor UIC yang Sebut Penyerang Wiranto Bukan Teroris
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. [Suara.com/Ari Purnomo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta Musni Umar di akun Twitternya menyebut jika pelaku penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bukan teroris, namun korban gusuran sakit hati.

Menanggapi hal tersebut, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin meminta Musni membayangkan jika kejadian penusukan Wiranto menimpa keluarganya.

"Bilang sama rektor kalau saudaranya , kalau abangnya adiknya saudaranya ditusuk kaya begitu, jangan sok ngerti gitu," ujar Ngabalin saat dihubungi Suara.com, Senin (15/10/2019) malam.

Ngabalin heran pernyataan Musni Umar yang terlihat lebih memahami pelaku daripada aparat kepolisian.

Baca Juga: Sudah Sembuh, Wiranto Singgung Pelantikan Kabinet Jokowi, Ada Apa?

Kata Ngabalin, jika Musni Umar lebih mengerti pelaku penusukan daripada kepolisian, ia akan memberi tahu aparat kepolisan untuk meminta keterangan dari Musni Umar.

"Masa dia lebih ngerti dari polisi. Bilang itu sama Musni Umar, kalau dia lebih mengerti dari polisi, besok saya kasih tahu ke polisi, biar polisi minta bahan dari dia, dari mana dia tahu? siapa Musni Umar? Jangan sok ngerti dia dari polisi deh," kata Ngabalin.

Bahkan Ngabalin menyebut pernyataan yang dilontarkan Musni di media sosial adalah ciri-ciri orang yang terpapar paham radikalisme.

Sebab, kata Ngabalin, ciri -ciri orang yang terpapar radikalisme adalah menyepelekan pandangan kepolisian dan menutupi apa yang diungkapkan kepolisan.

"Itu ciri-ciri dari orang-orang yang berwatak terpapar radikalisme itu seperti itu, menutup -nutup kejahatan teroris, kemudian menyepelekan pandangan-pandangan polisi, atau mengabaikan pikiran dan pandangan polisi dan menutupi apa yang dikemukan polisi supaya orang banyak, publik melupakan," tutur Ngabalin.

Baca Juga: Nyinyir di Medsos Soal Penusukan Wiranto, Guru PNS di Serang Kena SP

Menurut Ngabalin, tak baik jika seorang rektor mendahului kepolisian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI