Suara.com - Turki tak berniat mencaplok tanah Suriah. Kami akan berada di hadapan mereka yang ingin memecah belah dan memecah-belah Suriah, demikian perkataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media di Istana Dolmabahce.
Dalam pertemuan yang diadakan secara tertutup pada Minggu (13/10/2019) itu, Presiden Erdogan menekankan Turki berusaha memusnahkan koridor teror yang dibentuk di dekat perbatasan tenggara Turki.
Turki berusaha membawa perdamaian dan ketenangan untuk warga Suriah melalui Operasi Mata Air Perdamaian di sebelah utara Suriah, tutur Erdogan seperti dilansir Kantor Berita Anadolu.
Operasi yang diluncurkan itu, kata Erdogan, hanya untuk melawan organisasi teroris YPG/PKK dan Daesh di wilayah yang bersinggungan dengan perbatasan Turki.
Baca Juga: Pasukan Kurdi Dikerahkan untuk Tangkis Operasi Militer Turki di Suriah
Terkait isu sanksi ekonomi dari anggota NATO, Erdogan mengeritik pernyataan beberapa negara NATO yang menyatakan tidak akan mengirim senjata ke Turki.
"Bisakah Anda menjelaskan pendekatan Anda kepada kami? Apa artinya itu? Kemarin Menteri Luar Negeri Anda membuat pernyataan seperti itu di parlemen. Bagaimana kita bermitra di NATO? Anda tidak memberikan senjata gratis kepada kami.”
Erdogan mengeritik pernyataan dari Menlu Jerman yang mengatakan tidak akan mengirim senjata ke Turki lagi.
“Kami membeli senjata Anda dengan uang kami. Jadi, ketika membahas keamanan NATO, bagaimana kami dapat melindungi NATO dengan kondisi seperti ini?” ujar Erdogan menyayangkan upaya Turki melawan terorisme tidak didukung oleh mitranya di NATO.
Presiden Erdogan mengungkapkan negaranya memiliki alternatif lain jika mitra-mitranya tak lagi menjual senjata kepada Turki.
Baca Juga: Sikap Amerika Atas Operasi Militer Turki di Wilayah Suriah
“Jika kalian tidak mau menjualnya, masih ada produsen senjata lainnya di dunia. Patriot tidak diberikan (AS), kami membeli S-400. Mereka tak menjual UAV selama bertahun-tahun. Kami memproduksi UAV sendiri.”