Suara.com - Setiap tanggal 13 Oktober, masyarakat dunia ramai menyuarakan gerakan No Bra Day alias hari tanpa bra yang dikaitkan dengan aksi kepedulian bahaya penyakit kanker payudara.
Bahkan di jejaring Twitter, tagar #NoBraDay merajai trending topic pada Minggu (13/10/2019). Warganet ramai menyebut tagar itu dalam cuitannya.
Dikutip dari laman awarnessdays.co.uk, mulanya No Bra Day dikampanyekan di Amerika Serikat sejak 2011 melalui media sosial.
Lalu meluas ke penjuru dunia setelah diserukan situs Perancis Boobstagram yang mengusung misi "Tampilkan payudara Anda di web, untuk menunjukkan kepada dokter Anda ini lebih baik".
Baca Juga: Hari Tanpa BH Sedunia, Tagar No Bra Day Jadi Topik Populer di Indonesia
No Bra Day sengaja digalakkan di bulan Oktober yang dikenal sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara.
Sesuai namanya, saat memperingati No Bra Day, wanita diberi kebebasan untuk tidak memakai kutang selama beraktivitas selain menyumbangkan uang untuk penderita kanker payudara sebagai bentuk kepedulian.
Kendati begitu, di awal kemunculannya gerakan No Bra Day memicu kontroversi.
Banyak orang yang menyebut kampanye itu terlalu vulgar dan justru merusak image kepedulian akan kanker payudara.
Terlebih saat para wanita memamerkan foto mereka yang bertelanjang dada di media sosial. Hal itu dianggap sebagai wujud eksploitasi.
Baca Juga: Temuan Tengkorak Kenakan Bra di Hutan Jati, Polisi: Korban Perempuan Remaja
Selain itu, tidak ada kaitan antara kutang dan kanker payudara. Beragam mitos yang menyebut jenis bra bisa memicu kanker tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Di lain pihak, sejumlah aktivis wanita tidak mempermasalahkan peringatan No Bra Day, selama kampanye tersebut mampu menggugah kesadaran kaum wanita untuk peduli akan kesehatan payudara mereka.