Mengungkap Cara Kerja Akun Bot Propaganda Pro Indonesia soal Papua

Minggu, 13 Oktober 2019 | 14:10 WIB
Mengungkap Cara Kerja Akun Bot Propaganda Pro Indonesia soal Papua
Ilustrasi akun bot terkait Papua. [Suara.com/Iqbal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam laporan analisis berjudul "Twitter Analysis: Identifying A Pro-Indonesian Propaganda Bot Network", Strick menyebutkan, konten propaganda pro-pemerintah Indonesia yang disebar di Twitter itu justru menggunakan tagar seperti #FreeWestPapua, #WestPapuaGenocide, #WestPapua, dan #fwpc.

Temuan ini muncul setelah Strick menangkap aktivitas dari Twitter menggunakan tagar #WestPapua dan #FreeWestPapua dari 29 Agustus - 2 September 2019. Data yang diambil digunakan untuk melakukan analisis jaringan.

Ia pun membuat tabulasi data dengan rincian yang terdiri dari nama pengguna yang men-tweet tagar di atas, nama pengguna yang me-retweet dan menyukai postingan itu, cap waktu, URL, dan jenis kegiatan (tweet, retweet, quote, dan mention).

Strick lantas memvisualisasikan masing-masing jaringan melalui platform visualisasi sumber terbuka Gephi. Data direpresentasikan melalui dua media yakni node dan edge.

Baca Juga: Sebut Kondisi di Papua Sudah Aman, Wiranto Minta Aparat Tetap Waspada

Analisis Benjamin Strick terhadap jaringan bot penyebar hoaks Papua - (Twitter/@BenDoBrown)
Analisis Benjamin Strick terhadap jaringan bot penyebar hoaks Papua - (Twitter/@BenDoBrown)

Node adalah lingkaran berwarna, yang merepresentasikan akun Twitter, dan ukurannya bervariasi berdasarkan interaksi akun.

Sementara edge adalah garis yang menghubungkan nodes, yang mewakili hubungan antar-akun, seperti retweet atau quote.

Sebagian besar jaringan memiliki gelembung "influencer", yakni lingkaran yang berukuran besar. Biasanya akun-akun itu memiliki banyak pengikut.

Analisis Benjamin Strick terhadap jaringan bot penyebar hoaks Papua - (Twitter/@BenDoBrown)
Analisis Benjamin Strick terhadap jaringan bot penyebar hoaks Papua - (Twitter/@BenDoBrown)

Salah satu akun bot yang dijadikan contoh oleh Strick adalah @marco26700420, yang ia arsipkan melalui Wayback Machine.

Bot ini, kata Strick, dibuat pada Juni 2019 untuk menyebarluaskan informasi dengan memanfaatkan berbagai tagar yang digunakan pihak pro-referendum tentang Papua Barat dan gerakan kebebasan.

Baca Juga: Sakit di Sel Isolasi, Tahanan Politik Papua Surya Anta Dibawa ke RS Brimob

Dengan cara sederhana melalui reverse image search di mesin pencarian gambar Yandex, foto yang dipakai menunjukkan bahwa akun itu tidak asli lantaran sebelumnya pernah diunggah oleh orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI