Mengungkap Cara Kerja Akun Bot Propaganda Pro Indonesia soal Papua

Minggu, 13 Oktober 2019 | 14:10 WIB
Mengungkap Cara Kerja Akun Bot Propaganda Pro Indonesia soal Papua
Ilustrasi akun bot terkait Papua. [Suara.com/Iqbal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah akun di Indonesia dihapus Facebook karena terlibat dalam penyebaran informasi bohong atau hoaks.

Diberitakan Al Jazeera, sebanyak 443 akun, 200 halaman, dan 76 grup Facebook, serta 125 akun Instagram dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dihapus pada Kamis (3/10/2019).

Selain itu, ditemukan pula pembayaran dalam mata uang rupiah Indonesia sebesar USD 300 ribu atau setara Rp 4,2 miliar untuk iklan Facebook.

"Meskipun orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke sebuah perusahaan media Indonesia InsightID," ujar Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan siber Facebook.

Baca Juga: Sebut Kondisi di Papua Sudah Aman, Wiranto Minta Aparat Tetap Waspada

Melalui investigasi gabungan BBC dan Australian Strategic Policy Institute (ASPI) selama dua bulan, ditemukan pula jaringan akun yang "Tidak autentik dan diotomatisasi" di laman daring, Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram.

Akun-akun tersebut membagikan video berkualitas tinggi dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta konten berbahasa Indonesia.

Analisis Benjamin Strick terhadap jaringan bot penyebar hoaks Papua - (Twitter/@BenDoBrown)
Analisis Benjamin Strick terhadap jaringan bot penyebar hoaks Papua - (Twitter/@BenDoBrown)

Analisis jaringan bot di Twitter

Dikutip dari BBC, Jumat (11/10/2019), Elise Thomas, periset dari International Cyber Policy Center di ASPI, mengatakan, "Akun-akun bot sangat mudah dikenali. Mereka berbagi konten yang sama, pada waktu-waktu yang tidak biasa, dengan algoritma yang serupa."

Tak hanya di Facebook, jaringan bot yang menyebarkan hoaks maupun propaganda pro-pemerintah soal Papua juga melancarkan aksinya di Twitter.

Baca Juga: Sakit di Sel Isolasi, Tahanan Politik Papua Surya Anta Dibawa ke RS Brimob

Temuan kampanye jaringan bot di Twitter itu dijabarkan Benjamin Strick, penyelidik open source (sumber terbuka) BBC Africa Eye, dalam laman jurnalisme investigasi Bellingcat.com, Selasa (3/9/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI