Suara.com - Wakil Presiden terpilih Maruf Amin prihatin atas peristiwa penyerangan Menkopolhukam Wiranto yang terjadi di Alun-alun Menes Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis (9/10/2019) lalu.
Dikemukakan Maruf, dirinya tak habis pikir ada warga yang nekat melakukan penusukan terhadap mantan Panglima ABRI tersebut.
"Saya betul-betul prihatin, kok ada masyarakat yang sampai hati melakukan penusukan seperti itu," ujarnya di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti dilansir Antara pada Sabtu (12/10/2019).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut, mengatakan akan menjenguk Wiranto usai menuntaskan pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V MUI di Lombok, NTB.
Baca Juga: Jenguk Wiranto, Yusril Ingin Pengamanan Ditingkatkan Agar Tak Terulang
"Begitu saya pulang pasti langsung jenguk Wiranto," katanya.
Kunjungan Maruf Amin di Lombok tersebut dilakukan dalam rangka menghadiri sekaligus membuka kegiatan Rakernas ke V MUI yang berlangsung selama empat hari dimulai dari tanggal 10-13 Oktober 2019.
Selain menghadiri Rakernas MUI, Maruf juga membuka kegiatan Konfrensi Internasional Pariwisata Halal dan acara tasyakuran dan silaturahmi lintas agama yang dirangkai peletakan batu pertama pembangunan Kantor PWNU NTB di Universitas NU NTB di Jalan Pendidikan, Kota Mataram.
Dalam kesempatan tersebut, Maruf mendorong seluruh elemen bangsa ikut terlibat mencegah berkembangnya paham radikal di Indonesia.
"Paham radikalisme masih berkembang di Indonesia. Karena itu perlu adanya upaya melakukan deradikalisasi paham-paham radikal, supaya tidak berkembang," ucapnya.
Baca Juga: Berencana Jenguk Menkopolhukam Wiranto, OSO: Secepatnya, Mungkin
Amin menegaskan, peristiwa penyerangan terhadap Wiranto adalah bukti nyata berkembangnya paham radikal di tengah masyarakat, karena disebabkan adanya pemahaman agama yang keliru dan menyimpang. Sehingga pelakunya nekat melakukan penyerangan seperti itu.