Suara.com - Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Kyai Robikin Emhas meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto. Sebab, tragedi penusukan yang menimpa Wiranto dianggap sebagai bentuk penyerangan terhadap simbol negara.
“Pak Wiranto selaku Menkopolhukam RI merupakan pengemban amanah di bidang keamanan negara, sehingga yang diserang adalah simbol negara. Itu artinya, yang diserang hakikatnya adalah keamanan negara, rasa aman masyarakat," kata Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Kyai Robikin Emhas, Sabtu (12/10/2019).
"Untuk itu saya mendukung penuh upaya dan langkah-langkah aparat keamanan mengusut tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut,” sambungnya.
Dia meminta agar aparat kepolisian tak ragu untuk melakukan penindakan hukum terhadap pelaku-pelaku yang melancarkan aksi teror meski kadang dianggap berbenturan dengan pelanggaran HAM.
Baca Juga: Telah Dipantau, Alasan Polri Tak Tangkap Abu Rara Sebelum Tusuk Wiranto
“Polisi tak perlu ragu dalam bertindak (menghadapi terorisme), tidak ada pelanggaran HAM jika penindakan hukum terhadap para pelaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan," katanya.
Selain itu, dia berharap agar masyarakat tak mengaitkan kasus penyerangan terhadap Wiranto dengan masalah agama.
"Jangan ada yang mengaitkan dengan Islam. Karena Islam adalah agama damai, rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin). Islam pasti mengutuk segala bentuk kekerasan seperti ini,” ujar Robikin.
Sebagaimana diketahui, Wiranto ditusuk saat hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar yang beralamat di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Kamis (10/10/2019) lalu.
Aksi penusukan itu dilakukan Syahril Alamsyah alias Abu Rara. Akibat peristiwa tersebut, Wiranto mengalami dua luka tusukan di bagian perut dan kini masih dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Baca Juga: Wiranto Ditusuk, Prabowo: Saya Tidak Melihat Ada Rekayasa
Dalam kasus ini, polisi telah meringkus Abu Rara, dan istrinya, Fitri Andriana Binti Sunarto. Polisi menyebutkan Abu Rara teridentifikasi sebagai anggota teroris jaringan JAD.