Suara.com - Pihak Universitas Sumatera Utara (USU) membenarkan kalau salah satu penusuk Menkopolhukam Wiranto, Syahril Alamsyah alias Abu Rara merupakan alumninya. Tetapi, mereka menegaskan aksi teror yang dilakukan Abu Rara dan istrinya itu tidak ada kaitan dengan USU.
"Memang benar Syahril Alamsyah alumni USU Fakultas Hukum angkatan 87," kata Kepala Kantor Humas, Promosi, dan Protokoler Universitas Sumatera Utara (USU) Elvi Sumanti ketika dikonfirmasi, Jumat (11/10/2019) malam.
Menurut dia, Syahril, menyelesaikan kuliah atau tamat dari Fakultas Hukum USU pada tahun 1994.
Baca Juga: Jenguk Wiranto di RSPAD, Prabowo: Saya Wajib Hormati Senior
"Jadi, apa yang dilakukan Syahril luar sana, tidak ada kaitannya dengan perguruan tinggi negeri (PTN) tersebut," ucap Elvi.
Sebelumnya, pihak kepolisian mengamankan dua orang yang melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di lapangan Menes Pandeglang, Kamis (10/10) kemarin.
Informasi yang diperoleh pelaku penusukan bernama Fitri Andriana binti Sunarto, tempat tanggal lahir Brebes, 5 Mei 1998, agama Islam, alamat Desa Sitanggai, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pelaku mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Pelaku lainnya, atas nama Syahril Alamsyah tempat tanggal lahir Medan, 24 Agustus 1988, beralamat di Jalan Syahrial VI No. 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.
Sebelumnya diwartakan, pada hari Kamis pukul 11.55 WIB di Lapangan Alun-Alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, telah terjadi penyerangan atau penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto, dan Fuad.
Baca Juga: Abu Rara Berharap Ditembak Mati saat Tikam Wiranto
Pelaku secara tiba-tiba menusuk ke bagian perut Menkopolhukam Wiranto dengan menggunakan senjata tajam secara membabi buta.
Akibat kejadian tersebut, tidak hanya Wiranto yang mengalami luka, tetapi juga Kompol Dariyanto mengalami luka tusuk di bagian punggung dan Fuad luka di bagian dada sebelah kiri.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol. Edy Sumardi Priadinata saat dikonfirmasi terkait kejadian tersebut mengaku masih mengumpulkan data-data. (Antara)