UAS Ditolak UGM, Fahri Hamzah: Kampus Kita Sedang Bermasalah

Jum'at, 11 Oktober 2019 | 13:54 WIB
UAS Ditolak UGM, Fahri Hamzah: Kampus Kita Sedang Bermasalah
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. [Suara.com/Novan Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sikap Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk mengisi kuliah umum di Masjid Kampus menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Termasuk mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.

Melalui cuitan di Twitter yang diunggah pada Kamis (10/10/2019), akun @Fahrihamzah menyampaikan kritik terkait penolakan UAS oleh UGM.

Fahri mengungkapkan bahwa dirinya pernah dilarang masuk kampus terkemuka di Yogyakarta tersebut.

"Saya sebagai pejabat aja pernah dilarang masuk oleh UGM. Padahal anggarannya harus melalui koordinasi saya sebagai kordinator kesra (korkesra) di DPR," ujar Fahri.

Baca Juga: Polisi Pastikan Acara Muslim United Tak Memiliki Izin

Pria kelahiran 10 November 1971 ini bingung mengapa mahasiswa UGM melakukan demo hingga menyebut UGM anti reformasi.

"Bagaimana menjelaskan ini: mahasiswa UGM mendemo Presiden Jokowi alumni UGM dengan tuduhan anti reformasi (mengkorupsi reformasi). Lalu UGM melarang orang yang berbeda pendapat bicara di kampus UGM. Artinya UGM juga anti reformasi. Lalu kenapa mahasiswa UGM demo Keluar kampus?" ungkapnya.

Kritik Fahri Hamzah terkait penolakan Ustaz Abdul Somad oleh UGM (twitter @Fahrihamzah)
Kritik Fahri Hamzah terkait penolakan Ustaz Abdul Somad oleh UGM (twitter @Fahrihamzah)

Fahri mengusulkan para mahasiswa lebih baik demo kepada rektor masing-masing daripada ke presiden atau DPR. Menurutnya, kampus-kampus ini sedang bermasalah.

"Kampus-kampus kita ini sedang bermasalah. Mahasiswanya lagi tertidur pulas: rektor diangkat presiden, rektor takut sama Dikti, Dikti takut sama presiden. Dekan menekan dosen tidak boleh kritis, dosen menekan mahasiswa supaya tidak demo. Ini lebih memerlukan perhatian mahasiswa," kata Fahri.

Politisi asal Sumbawa ini berharap agar mahasiswa sadar bahwa kampusnya juga terpapar 'penyakit anti reformasi'.

Baca Juga: Wiranto Kena Ditusuk, Jokowi Klaim Tetap Layani Swafoto Warga, Tapi...

Fahri menambahkan, "Saya ini demonstran, sekarang juga di luar pemerintahan siap demonstrasi. Tapi sayang, kebangkitan mahasiswa mendatangkan pertanyaan apakah kalian sedang siuman atau sedang bermimpi di siang bolong? Saya sayangkan cara membaca peta yang lubang, ayo kembali kita ulang."

Dia mengajak mahasiswa untuk mulai membersihkan kampus dari feodalisme, melawan segala rasa takut, duduk kembali dan bebaskan mimbar kampus dari tirani dan tekanan, intimidasi serta persekusi.

"Kalau itu berhasil dilakukan, jalannya reformasi akan lurus kembali. Tulis dengan pena kita sendiri. Ayo mahasiswa, kamu bisa." tutup Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah mengusulkan mahasiswa lebih baik demo kepada rektor daripada ke presiden atau DPR. (twitter @Fahrihamzah)
Fahri Hamzah mengusulkan mahasiswa lebih baik demo kepada rektor daripada ke presiden atau DPR. (twitter @Fahrihamzah)

Sebelumnya, Ketua Takmir Masjid Universitas Gadjah Mada(UGM), Mashuri Maschab, menyebut ada sejumlah alasan yang dikemukakan rektorat UGM setelah menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk memberikan kuliah umum di masjid kampus tersebut, Sabtu (12/10/2019). Salah satunya karena alasan UAS merupakan sosok kontroversial.

"Salah satu alasan pak Djagal (Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM) waktu ketemu saya tadi, UAS dianggap kontroversial," ujar Mashuri saat ditemui di rumahnya, Jalan Damai, Yogyakarta, Rabu (9/10/2019) malam.

Mashuri menuturkan, alasan masjid kampus tersebut mengundang UAS karena sosok itu populer di kalangan jemaah. Sehingga takmir masjid berinisiatif mengundang UAS untuk menyampaikan paparannya dalam kajian profetik di hadapan umat.

Selain itu UAS juga memiliki kompetensi keilmuan dalam kajian profetik. Tanpa harus dikaitkan dengan politik, seharusnya UGM memberikan ruang pada UAS untuk menyampaikan pemikirannya, alih-alih melarangnya.

"Ini kan negara demokrasi, mestinya UGM tidak seperti itu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI