Suara.com - Sampah yang nemumpuk di Pintu Air Manggaran usai hujan mengguyur Bogor berisi berbagai jenis. Mulai dari kayu, kasur, TV bhkan tabung gas.
Deden, petugas yang mengeruk sampah di Pintu Air Manggarai itu bercerita upaya pembersihan pintu air Manggarai dilakukan dengan pengerukan dan pengangkatan sampah dengan menggunakan 1 unit alat berat liebher dan 2 unit eskavator long arm. Alat tersebut digunakan untuk mempermudah pembersihan.
Pengerukkan dan pengangkatan sampah dilakukan sejak Selasa (8/10/2019) malam. Petugas bersiaga selama 24 jam. Dengan menggunakan alat pengeruk sampah yang mampu memudahkan pembersihan, petugas tetap merasakan kendala seperti dalam pengangkatan batang pohon berukuran besar.
"Kendalanya batang-batang pohon yang gede itu. Pada nyangkutlah itu, pada mampet," ujar Deden (40).
Baca Juga: Penampakan 80 Ton Sampah Kiriman di Pintu Air Manggarai
Tak hanya itu, selain sampah organik, sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai pun berupa sampah elektronik. Hal ini diungkapkan oleh petugas pembersihan sampah di pintu air.
"Ada kasur, ada tv, ada tabung gas, itu yang aneh-aneh," jelas Deden.
Ia sudah mulai melakukan pembersihan sejak pukul 04.00 WIB.
Pasca hujan mengguyur Jakarta dan Bogor, Pintu Air Manggarai dipenuhi sampah. Sampah menggunung di lubang pintu air yang kebanyakan sampah kayu dan bambu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih menjelaskan jumlah sampah yang menggunung di Pintu Air Manggarai diperkirakan sampai 322 meter kubik. Sampah diangkut dengan menggunakan truk ke TPST Bantargebang.
Baca Juga: Pasca Hujan di Bogor Semalam, Pintu Air Manggarai Dipenuhi Sampah
Pantauan Suara.com di Pintu Air Manggarai, terlihat tumpukan sampah yang membendung terdiri dari berbagai macan jenis. Seperti ranting pohon besar, bambu, sampah plastik, dan sampah rumah tangga lainnya. Sampah ini dipindahkan dari Pintu Air Manggarai dengan menggunakan 1 unit alat berat Liebher dan 2 unit eskavator long arm, sehingga memudahkan petugas untuk mengangkat sampah.
Melihat kondisi sampah yang menumpuk, petugas mengupayakan agar tidak terjadi banjir jika hujan datang. Petugas mengantisipasi agar tidak terjadi sumbatan. Sehingga dipastikan tidak ada potensi banjir.
"Makanya kita mengantisipasi tidak terjadi sumbatan di sini. Pintu air itu, kan, kalau seandainya tersumbat air bisa meninggi, jadi kita stand by di sini selama 24 jam termasuk alat beratnya," jelas Humas Dinas Lingkungan Hidup Yogi Ikhwan. (Fransiska Ditha Edinia)