Suara.com - Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya akan memanggil pentolan Front Pembela Islam (FPI) Munarman terkait kasus penganiayaan dan penculikan terhadap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.
Alasan rencana pemeriksaan itu dilakukan lantaran Munarman disebut menerima laporan dari tersangka S dan memerintahkan untuk menghapus rekaman kamera pengawas alias CCTV di Masjid Al-Falah, Pejomoongan, Jakarta Pusat.
"Ya, nanti Pak Munarwan akan dimintakan keterangan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Selasa (8/10/2019).
Rencananya, jadwal pemeriksan terhadap Munarman akan dilakukan pada Rabu (9/10/2019) besok. Namun, waktu pemeriksaan belum dirinci oleh aparat kepolisian.
Baca Juga: Abu Janda Pakai Data TRAC untuk Bilang FPI Teroris, Munarman: Itu Zionis
"Agenda penyidik hari Rabu (pemanggilan Munarman)," sambungnya.
Sejauh ini, polisi telah menetapkan sebanyak 13 orang tersangka. Dua orang yang baru saja ditetapkan sebago tersangka adalah Sekretaris Persaudaraan Alumni 212 Bernard Abdul Jabbar dan Fery alias F.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan 11 orang sebagai tersangka. Mereka adalah AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, dan R.
Dari total 11 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, hanya 10 orang yang menjalani penahanan di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. Satu tersangka TR tidak ditahan lantaran alasan sedang sakit.
Diketahui, relawan Jokowi, Ninoy Karundeng menjadi korban penganiayaan sejumlah orang tak dikenal. Pegiat media sosial itu diduga dianiaya karena tulisannya di media sosial.
Baca Juga: Kemendagri Kaji Kemaslahatan FPI bagi Umat, Munarman Beri Respons Menohok
Kejadian yang menimpa Ninoy terjadi pada Senin (30/9/2019) malam. Ninoy yang tengah berkendara sepeda motor ke arah Pejompongan, Jakarta Pusat bertemu massa aksi yang sedang mengangkut rekannya karena terkena gas air mata.