Suara.com - Ratusan kepala keluarga (KK) korban gempa Palu yang terjadi setahun lalu, saat ini masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Kondisi mereka sangat memprihatinkan.
Nur Safriti dari Yayasan Sikola Mombine membenarkan hasil monitoring di titik-titik penampungan menunjukkan masih banyak korban yang terpaksa bertahan tinggal di tenda-tenda pengungsi karena tidak mendapatkan hunian sementara (huntara).
"Apalagi, mendapatkan hunian tetap (huntap)," kata dia.
Ratusan kk korban gempa, tsunami dan likuefaksi yang masih tinggal di lokasi pengungsian itu tersebar di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Mereka yang berada di tenda-tenda pengungsi bukan hanya orang dewasa, tetapi juga bayi dan anak-anak dengan kondisi yang cukup memprihatinkan, sebab kekurangan makanan dan kebutuhan lainnya.
Baca Juga: Setahun Gempa Palu, Umat Muslim Doa Bersama untuk Korban
Bahkan tempat tinggal mereka itu sebenarnya tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal karena tendanya sudah bocor sehingga saat hujan tak jarang banjir masuk ke tenda dan mengusik kenyamanan para korban.
Nur menambahkan rata-rata warga yang tinggal bertahan di tenda-tenda pengungsi yang terbuat dari terpal sejak mulai huntara dibagikan, mereka tidak mendapatkan, sebab namanya tidak ada dalam daftar penerima huntara.
"Karena tidak mendapatkan huntara, makanya mereka memilih untuk tinggal di tenda pengungsi, meski tidak layak dihuni," ujarnya.
Selain tinggal di tenda darurat, para penyintas bencana alam di tiga wilayah Palu, Sigi dan Donggala hingga kini belum juga mendapatkan jaminan hidup (jadup) sebagaimana yang telah dijanjikan oleh pemerintah.
"Kalau pemerintah tidak punya uang, lebih baik berterus terang saja kepada kami, bukan hanya janji-janji saja sebagai surga telinga," kata salah seorang penyintas yang enggan disebut identitasnya dan masih tinggal di tenda pengungsi di Kecamatan Palu Barat.
Baca Juga: PBB Siapkan 28 Juta Dolar AS Bantu Rehabilitasi Gempa Palu
Hal senada juga disampaikan Ny Rosa, seorang warga korban gempa di Kelurahan Wombo Kalongo Kecamatan Taweli.