2 Mahasiswa Ditembak Mati di Kendari, Polisi Periksa 18 Saksi

Senin, 07 Oktober 2019 | 13:07 WIB
2 Mahasiswa Ditembak Mati di Kendari, Polisi Periksa 18 Saksi
Selongsong peluru ditemukan mahasiswa UHO di sekitaran lokasi demonstrasi kawasan Gedung DPRD Sultra pada Kamis (26/9/2019). [Dokumentasi Mahasiswa Sultra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim investigasi gabungan Mabes Polri dan Polda Sulawesi Tenggara telah memeriksa 18 orang saksi di kasus penembakan 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Randy (21) dan Muh. Yusuf Kardawi. Sebelumnya polisi sudah mengaku ada anggotanya yang membawa senjata api berpeluru tajam saat menjaga demo.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart di Kendari, Senin, mengatakan 13 orang dari unsur Kepolisian, 2 orang mahasiswa dan 3 orang warga masyarakat.

"Penyidik terus bekerja untuk mengungkap pelaku penembakan mahasiswa Randi (21) dan penganiaya Muh. Yusuf Kardawi (19). 13 orang anggota polisi yang bersaksi, termasuk 6 orang yang terperiksa membawa senjata api saat pengamanan unjuk rasa," kata Harry.

Pemeriksaan 18 saksi belum mengungkap siapa pelaku penembakan dan proyektil peluru serta selongsong peluru dengan dalih masih proses uji balistik. Harry menambahkan enam orang anggota polisi berstatus terperiksa oleh tim investigasi Divisi Profesi dan Pengamanan Polri karena diduga melanggar prosedur pengamanan dijatuhi sanksi pembebasan tugas dari institusi kepolisian.

Baca Juga: Terungkap! 6 Polisi Bawa Senjata Api saat Demo Mahasiswa di Kendari

"Keenam orang yang dinyatakan melanggar Standar Operasioanal Prosedur (SOP) karena membawa senjata api saat pengamanan aksi unjuk rasa 26 September 2019 di gedung DPRD Sultra dibebaskan tugaskan," kata Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart di Kendari, Senin.

Keenam orang personel yang berstatus terperiksa adalah DK, DM, MI, MA, H dan E. Mereka diduga melanggar SOP pengamanan unjuk rasa.

Terperiksa DK adalah seorang perwira pertama yang mendudukui jabatan reserse di Polres Kendari. Sedangkan lima orang lainnya adalah bintara dari satuan reserse dan intelijen.

Tim investigasi Divisi Profesi dan Pengamanan Polri masih mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap penembakan Randi (21) dan Muh Yusuf Kardawi saat unjuk rasa menolak revisi RUU KUHP dan UU KPK di gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9).

Peristiwa tragis yang menelan korban jiwa mengundang empati sejumlah pihak untuk mendukung kepolisian mengungkap siapa pelaku penembakkan.

Baca Juga: Tanggapi Demo Mahasiswa, Menristekdikti: Berpendapat Tak Harus di Jalan

Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sultra bersinergi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk menjamin keselamatan para saksi kematian dua orang mahasiswa di Kendari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI