Suara.com - Aktivis sekaligus akademisi Rocky Gerung melontarkan keengganannya untuk memuji kinerja pemerintah. Untuk hal tersebut, dosen filsafat itu memiliki alasan kuat.
Pernyataan tersebut dilontarkan Rocky Gerung melalui acara talk show QnA Metro TV dengan tema 'Dicari Warganet' yang ditayangkan pada Minggu (7/10/2019) malam.
Berawal ketika penyiar radio Ary Kirana mengomentari pernyataan Rocky Gerung yang membuka ruang argumentasi untuk mengkritik kebijakan pemerintah.
"Tadi abang (Rocky) bilang abang ingin menciptakan sebuah ruang untuk berargumentasi supaya pemerintah, dengan kebijakan dan keputusannya, seperti dipertanyakan kembali apakah ini benar dan baik untuk masyarakat dan Indonesia," tutur Ary Kirana.
Baca Juga: Rocky Gerung: Maaf Kuliah Saya Batal, Mahasiswa Beri Kuliah Pada Kekuasaan
Ary pun mempertanyakan maksud dari pernyataan Rocky tersebut. Menurut dia, apakah dengan adanya hal tersebut, Rocky Gerung menilai keputusan dan kebijakan pemerintah busuk semua?
"Apakah itu berarti keputusan dan kebijakan pemerintah busuk semua atau agar kebijakannya lebih baik lagi?" tutur Ary Kirana.
Rocky pun menjawab. Menurut Rocky Gerung, jika pemerintah membuat kebijakan yang baik, dirinya tidak akan memuji. Sebab, dirinya merasa menggaji pemerintah untuk bekerja.
"Jika pemerintah membuat kebijakan yang baik, saya tidak akan memuji karena saya yang menggaji dia untuk bikin (kebijakan) yang baik," tutur Rocky Gerung.
Sebaliknya, ketika ada kebijakan yang tidak benar, di situlah Rocky Gerung mengkritik. Dia mengibaratkannya dengan 'mengketok' kepala pemerintah.
Baca Juga: Rocky Gerung: Ndro, Kebohongan Pinokio atau Kejujuran Pers?
"Begitu ada yang busuk, saya ketok kepalanya tuh dengan satire: 'eh, lu gua gaji, lu bikin kebijakan yang buruk. Masa kita kasih pujian padahal itu emang tugas dia, kan gila," ujar Rocky Gerung.