Viral Tulisan Menyayat Hati Ibu Mahasiswa Unila yang Tewas Usai Pelonco

Minggu, 06 Oktober 2019 | 17:13 WIB
Viral Tulisan Menyayat Hati Ibu Mahasiswa Unila yang Tewas Usai Pelonco
Surat ibu Aga Trias Tahta, mahasiswa Universitas Lampung (Unila) saat diksar. (Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar surat curahan hati seorang wanita yang disebut sebagai ibu Aga Trias Tahta, mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang meninggal dunia saat mengikuti pelatihan dasar (diksar).

Aga Trias Tahta tewas setelah mengikuti diksar UKM Cakrawala selama lima hari, 23-29 September 2019 di Turbin Dusun Cikoak, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran. Kematiannya diduga tidak wajar.

Seperti yang diberitakan Saibumi.com jaringan Suara.com, Aga sempat mengeluh kesakitan di hari terakhir diksar hingga dilarikan ke rumah sakit Rumah Sakit Bumi Waras oleh para seniornya. Miris, sampai di sana nyawa mahasiswa tersebut tidak bisa diselamatkan.

Keluarga korban lantas melaporkan kejadian ke pihak kepolisian. Polisi yang melakukan interogasi kepada kelurga dan senior Fisip Unila, memperoleh informasi bahwa Aga Trias Tahta sempat terpeleset dan jatuh ke jurang sedalam 15 meter pada Kamis (23/9/2019).

Baca Juga: Siswa SMP Tewas Usai Dihukum, KPAI Kecam Sekolah Terapkan Hukuman Fisik

Selang dua hari setelah kematian Aga Tias Tahta, muncul surat yang ditulis oleh ibu korban. Foto surat tersebut dibagikan oleh pengguna Facebook Eka Thirta Maharani dan diberi judul Surat Ibu untuk Aga pada Selasa (1/10/2019)

Dari sanalah terungkap fakta lain tentang kematian Aga. Mulai dari permohonan maaf sang ibu yang tidak menyelamatkan anaknya dari lokasi yang disebut sebagai tempat pembantaian hingga doanya untuk anak tercinta.

Berikut isi surat ibu Aga untuk anaknya yang meninggal dunia.

Surat Ibu untuk Angga

Aga..Ibu minta maaf karena dengan senang hati membantu Aga pergi ke tempat pembantaian, tak ada jurang 15 meter yang telah diakui sebagai tempatmu terjatuh, yang ada tangan-tangan setan yang mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu, namun luka-lukamu tak membuat mereka merasa ngilu.

Baca Juga: Anak Tewas Usai Ikut Demo, Ibunda Maulana: Saya Orang Kecil, Dia Polisi

Aga..Mata mereka terbuka tapi mata hatinya tertutup, banyak yang mau bicara tetapi mereka dibungkam. Semua cari selamat. Mereka yang melihat tapi diam dengan bangga menjadi temannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI