PSK Pakai Tinder untuk Gaet Turis: 'Saya Tak Perlu Keluar Rumah'

Minggu, 06 Oktober 2019 | 09:45 WIB
PSK Pakai Tinder untuk Gaet Turis: 'Saya Tak Perlu Keluar Rumah'
Ilustrasi pengguna jasa pekerja seks komersial (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain kenyamanan yang dibawa aplikasi, Dewi mengatakan itu juga menyediakan anonimitas. Identitas aslinya pun aman.

"Rasanya lebih aman daripada berada di luar sana, di bar atau di jalan," jelasnya. “Setidaknya di sini tidak ada polisi yang mengawasiku. Saya juga bisa memilih klien saya sendiri, dan saya bisa mengajukan pertanyaan sebanyak yang saya suka sebelum saya mengambil pekerjaan itu. Saya bisa melakukannya dari mana saja.”

Walaupun prostitusi secara teknis ilegal dan dapat dipenjara hingga 1 tahun dan 4 bulan di Indonesia, undang-undang di bawah 'kejahatan terhadap kesusilaan dan moralitas' biasanya berlaku untuk pengadaan barang.

Penegakan hukum setempat telah aktif merazia dan menutup rumah bordil besar. Diketahui, 122 rumah bordil di seluruh negeri ditutup sejak 2013.

Baca Juga: Sarkem Kebakaran, PSK Lari Keluar Kamar, Pakai Baju Seadanya

Seorang turis Bali dari Jerman bernama Ben mengatakan dia membeli langganan Tinder Plus pada tahun 2018 terutama. Alasannya karena fitur "Tinder Passport".

Namun, pria 34 tahun itu mengaku tidak tahu bahwa prostitusi adalah ilegal di Bali.

“Bukannya ada orang di luar sana di tempat umum yang melakukan transaksi seksual. Saya pikir karena ini online, dan semua orang melakukannya, orang-orang menutup mata,” katanya.

“Saya mulai menggesekkan untuk perempuan ketika tiket saya ke Bali dipesan. Saya kira Anda bisa menyebutnya sebagai 'nafsu berkelana'. Saya di sana mencari tanggal, liburan romantis, wisatawan lain. Tapi kadang-kadang saya menemukan pengawalan di Tinder. Aplikasi ini membuat transaksi seks sangat mudah,” tutur Ben.

Baca Juga: Pesan PSK Via MiChat, Pria Kena Tipu Ini Malu untuk Lapor Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI