"Kemudian b.Pembelian lisensi Microsoft Office Pro 2016 seharga 3,9 juta per lisensi. Ada 1000 komputer yang akan dipasangi program ini dengan nilai total Rp 3,9 miliar. Selanjutnya c. Pembelian lisensi Oracle Database Enterprise yg saat ini sdh digunakan tapi masih dalam mode ujicoba. Sistem itu digunakan untuk sistem Akses Langsung Pelayanan Dokumen Cepat dan Akurat (Alpukat Betawi) senilai 797 juta per unit (core)," sambungnya.
Server tersebut kata Taufiq berjumlah 16 core. Namun karena mendapat potongan, hanya membayar 9 core dengan total Rp 7,894 Miliar.
"Server tersebut ada 16 core, tapi karena diskon cukup membayar 9 core. Dengan total Rp 7,894 Miliar," tutur Taufiq.
Tak hanya itu, Taufiq membantah adanya 12.000 komuter di Pemprov DKI yang membutuhkan antivirus yang mencapai Rp 12 Miliar.
Baca Juga: Akui Jokowi Lebih Baik, Politikus Demokrat: Saya Menyesal Dukung Prabowo
Ia pun menyayangkan tudingan William soal anggaran antivirus yang tidak akurat.
"Tidak ada 12.000 komputer di pemprov yang membutuhkan antivirus dengan nilai mencapai Rp 12 Miliar. Sangat memalukan jika anggota dewan tidak bisa membaca anggaran dengan akurat dan langsung menyebarkan pernyataan publik yang salah tanpa berpikir/mencerna terlebih dahulu," ucap Taufiq.
"Apa yang bisa diharapkan dari anggota dewan yang lebih semangat menyerang Gubernur sehingga mengabaikan akurasi informasi dan malah menyesatkan media dan masyarakat?," sambungnya.
Taufiq pun menyarankan agar William masuk di Komisi A yang bermitra dengan Dinas Dukcapil dan Dinas Kominfo.
Sehingga kata Taufiq, William tak salah dalam memberikan data ke publik.
Baca Juga: Tertembak di Hong Kong, Jurnalis Indonesia Veby Mega Angkat Bicara
"Saran saya sebaiknya @willsarana nanti pilih di komisi A yah, jadi bisa bahas detail tentang hal ini, karena dinas dukcapil dan kominfo mitra komisi A. Sehingga nggak salah dalam penyampaian ke publik dan malu-maluin," tandasnya.