Pendemo DPR Berkafan Darah, Penggali Kubur Bergidik, Keluarga Histeris

Jum'at, 04 Oktober 2019 | 17:00 WIB
Pendemo DPR Berkafan Darah, Penggali Kubur Bergidik, Keluarga Histeris
Penampakan darah di kain kafan Maulana Suryadi (23), pemuda yang tewas saat ikut aksi unjuk rasa mahasiswa di DPR RI. (dokumen keluarga).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yusuf, petugas penggali makam mencerita detik-detik pemakaman Maulana Suryadi (23) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan pada Kamis (26/9/2019).

Menurutnya, keluarga sangat histeris ketika melihat banyak darah yang melumuri kain kafan Maluana. Juru parkir di Tanah Abang, Jakarta Pusat itu meninggal dunia sesuai ikut demonstrasi di DPR RI, beberapa waktu lalu.

"Dari awal sudah parah saya lihat. Dari atas kepala sampai sini, atas punggung keluar terus darahnya," ujar Yusuf, Jumat (4/10/2019).

Makam Maulana Suryadi (23), pemuda yang tewas saat ikut demo mahasiswa di DPR. (Suara.com/Fakhri).
Makam Maulana Suryadi (23), pemuda yang tewas saat ikut demo mahasiswa di DPR. (Suara.com/Fakhri).

Menurutnya darah sudah keluar sejak dimandikan dan dibawa menggunakan mobil ambulans ke pemakaman. Keluarga Maulana, kata Yusuf sempat beberapa kali histeris saat darah menetes.

Baca Juga: Polisi Minta Mahasiswa Unindra Korban Kekerasan saat Demo Buat Laporan

"Sudah enggak bisa di lap kan mau gimana. Keluarga sampai teriak 'ya Allah, ya Allah darahnya,' begitu tapi ya mau gimana," jelasnya.

Seperti yang informasi dari polisi kepada keluarga, kata Yusuf, remaja tersebut meninggal karena gas air mata. Ia tidak mau komentar soal pernyataan polisi itu, namun ia mengaku sampai menghapus foto Yadi saat dimakamkan karena tak kuat melihatnya.

Foto Maulana Suryadi (23) saat masih hidup. (Facebook).
Foto Maulana Suryadi (23) saat masih hidup. (Facebook).

"Tadi sudah saya hapus sih fotonya. Habisnya geli juga, ngeri liatnya," ucapnya.

Meski begitu, Yusuf mengaku tidak mengetahui secara rinci kondisi Yadi karena hanya bertugas menggali makam. Ia mengatakan keluarganya mungkin lebih tahu karena ikut menurunkan jenazah ke liang kubur.

"Mungkin keluarganya lebih tahu, kan pada turun ke bawah," katanya.

Baca Juga: Demo 30 September, Mahasiswa Unindra Diduga Jadi Korban Kekerasan Aparat

Sebelumnya, ibu korban bernama Maspupah (49) mengaku awal mendengar Maulana tewas saat ditelepon seseorang mengaku polisi. Namun, Maspupah mengaku sempat menemukan kejanggalan saat diajak aparat kepolisian untuk melihat jasad anak sulungnya di RS Polri, Jakarta Timur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI