Veronica Koman menerangkan, mengakses angka kematian yang akurat dari Papua dan Papua Barat sulit dilakukan karena ada "penguncian total di rumah sakit."
Orang Papua Barat juga sering menolak ke rumah sakit kalau terluka,karena takut dibunuh di sana.
"Itulah tepatnya tujuan pasukan keamanan, menguncinya, sehingga hanya versi pemerintah yang bisa diumumkan," katanya.
Media asing, disebutkan SBS News, juga sangat dilarang memasuki Papua Barat.
Baca Juga: Generasi Papua Muda Inspiratif Temui Moeldoko
Kantor berita yang berpusat di Sydney ini mengungkapkan, belakangan ini, Presiden Jokowi telah mengajak bertemu kelompok-kelompok pro-kemerdekaan ketika demonstrasi di seluruh negeri menyerukan demiliterisasi provinsi Papua.
Di lain sisi, Veronica Koman—yang memiliki tato Indonesia di lengan kirinya—tidak dapat kembali ke negara asalnya karena takut akan penganiayaan, tetapi memilih untuk melihat sisi positif dari situasi tersebut.
"Ini adalah awal yang baru, ini adalah babak baru," katanya.