Teken Surat Kematian, Keluarga Maulana Ditraktir Makan dan Dikasih Amplop

Jum'at, 04 Oktober 2019 | 15:30 WIB
Teken Surat Kematian, Keluarga Maulana Ditraktir Makan dan Dikasih Amplop
Maspupah (49), ibu almarhum Maulana Suryadi (23), pemuda yang tewas saat ikut demo mahasiswa di DPR. (Suara.com/Yasir).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Terus saya tanya ke polisi kok kupingnya berdarah Pak kenapa nih anak saya," ucapnya.

Hanya, kata Maspupah ketika itu dirinya tidak lagi memperpanjang urusan tersebut. Sebab, dirinya benar-benar sudah merasa cemas.

Tiba-tiba, kata Maspupah, salah seorang anggota polisi meminta dirinya untuk membuat surat pernyataan jika Maulana tewas akibat sesak napas dan terkena gas air mata saat demo di kawasan DPR RI berujung rusuh.

Foto Maulana Suryadi (23) saat masih hidup. (Facebook).
Foto Maulana Suryadi (23) saat masih hidup. (Facebook).

Tidak lama usai membuat surat pernyataan tersebut, Maspupah lantas diajak salah satu anggota polisi untuk ke dalam ruangan. Di sana, polisi tersebut menyodorkan uang sebesar Rp 10 juta kepada Maspupah, sebagai uang duka cita untuk mengurus pemakaman jenazah Maulana. 

Baca Juga: Polisi Minta Mahasiswa Unindra Korban Kekerasan saat Demo Buat Laporan

"Polisi itu ke kamar Bu sini, Bu saya mau ngomong, turut berduka cita ya bu. Kata saya ya, makasih. Di-amplopin saya, ini apaan nih pak, kata dia ini buat ngurus jenazah anak ibu," ucapannya.

Maspupah mengaku kekinian dia telah mengikhlaskan kepergian Maulana. Hanya saja dia merasa ingin mengetahui apa sebenarnya penyebab dari kematian anaknya itu.

"Saya sudah ikhlas tapi saya mau tahu kenapa anak saya bisa meninggal," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI