Suara.com - Maspupah (49) menceritakan saat diajak aparat kepolisian untuk menengok jasad anaknya, Maulana Suryadi (23) yang menjadi korban demonstrasi di DPR RI pada Rabu (25/9/2019) lalu.
Saat hendak ikut ajakan polisi menuju Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Maspupah didampingi dua anaknya, Maulana Rizky (19) dan Marisa Febriyanti (13).
Saat di tengah perjalanan menuju rumah sakit, Maspupah merasa aneh aparat polisi tersebut masuk ke sebuah restoran. Maspupah bersama dua anaknya pun ikut ditraktir makan sebelum menengok jasad Maulana di RS Polri.
"Sempatnya (polisi) makan ke restoran, nawarin makan. Saya bilang saya enggak mau," kata Maspupah saat ditemui di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2019).
Baca Juga: Polisi Minta Mahasiswa Unindra Korban Kekerasan saat Demo Buat Laporan
Rizky, kata Maspupah sempat merasa curiga dengan ajakan makan di restoran tersebut. Maspupah pun meminta anak bungsunya itu tak berprasangka buruk saat hendak diajak mengisi perut sebelum tiba di rumah sakit.
"Adiknya itu (Maulana Rizky) curiga, kok abang gua meninggal polisi malah sempat-sempatnya ngajak makan, ibu enggak curiga. Saya bilang jangan suka suudzon sama orang enggak boleh. Pokoknya lihat dulu keadaan abang lu gimane," kata dia.
Setibanya di RS Polri, Maspupah pun lantas diajak menemui jenazah Maulana. Maspupah mengaku sempat bertanya kepada Maulana Rizky untuk memastikan apa benar jenazah yang telah terkujur kaku dihadapannya itu merupakan kakaknya sekaligus putra sulungnya yakni Maulana Suryadi.
Sebab, kata Maspupah, wajah jenazah almarhum ketika itu sangat berbeda. Misalnya, ada luka bengkak pada bagian pipi jenazah Maulana.
"Saya sendiri sempat nanya ke anak saya itu Yadi apa bukan sih? Terus kata anak saya Yadi, masa sama anak sendiri enggak tahu. Abis mukanya udah beda," ungkap Maspupah.
Baca Juga: Demo 30 September, Mahasiswa Unindra Diduga Jadi Korban Kekerasan Aparat
Selain itu, kata Maspupah, ada pula darah yang keluar dari telinga kiri jenazah Maulana.