Suara.com - Sekelompok anak muda yang tergabung dalam wadah "Papua Muda Inspiratif" menyambangi Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (3/10/2019).
Mereka adalah Billy Mambrasar (31), alumni ITB yang menyelesaikan masternya di Australian National University (ANU), Martha Itaar (22), calon pilot perempuan yang saat ini diterima di maskapai Citilink.
Kemudian Steve Mara (25), mahasiswa asal Papua yang saat ini sedang menyelesaikan masternya di Universitas Pertahanan Jakarta dan Edward Kabes (34) pengusaha migas yang sudah melakukan ekspor ke Cina dan Rusia.
Kedatangan mereka mewakili rekan-rekannya untuk berbagi cerita tentang angan mereka untuk membangun Tanah Papua yang lebih baik. Billy mengatakan pembentukan wadah Papua Muda Inspiratif untuk menampung anak-anak muda Papua yang punya karya.
Baca Juga: Disebut-sebut Kakak Pembina Buzzer Jokowi, Ini Ekspresi Moeldoko
Nantinya, anak-anak muda yang tergabung dalam wadah itu akan bergerak untuk memotivasi anak muda Papua lainnya mau maju. Ia berharap, adanya wadah tersebut untuk menunjukkan bahwa di Papua ada harapan.
"Kami mengajak anak-anak muda Papua bangkit. Papua tidak suram," ujar Billy yang juga Koordinator wadah kepada Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Kamis (3/10/2019).
Pendiri Yayasan Kitong juga berharap wadah tersebut nantinya bisa bersinergi dengan pemerintah pusat dalam memajukan Papua. Membangun Papua, kata Billy, harus dilakukan melalui pendekataan kebersamaan. Pemerintah, kata Billy juga harus mendengar apa yang dibutuhkan warga Papua.
"Setelah itu masyarakat Papua jangan hanya disuruh jadi penonton. Mereka juga harus dilibatkan," ucap Billy.
Hal yang sama dikatakan Martha saat pertemuan tersebut. Dia berharap pemerintah mendukung dan bisa bersinergi dengan program anak-anak muda yang tergabung dalam wadah ini. Setelah lulus pendidikan pilot, Martha berencana mengenalkan seputar dunia penerbangan kepada anak-anak Papua.
Baca Juga: Temui Moeldoko, DPRD Papua Minta Pemerintah Dialog dengan ULMWP dan KNPB
"Saya ingin mendorong anak-anak Papua menjadi pilot atau pramugari. Saya ingin menularkan pengalaman saya," kata perempuan asli Papua yang pernah mengenyam pendidikan di Nelson Aviation College, Selandia Baru.