Suara.com - Institut Pertanian Bogor (IPB) memutuskan untuk memberhentikan sementara dosen berinisial AB setelah ditetapkan menjadi tersangka terkait dugaan hendak menebar teror dalam demonstrasi yang bertajuk Aksi Mujahid 212, beberapa waktu lalu.
Kabiro Komunikasi Institut Pertanian Bogor, Yatri Indah Kusumastuti mengatakan, upaya skorsing terhadap AB sebagai dosen dilakukan agar perkuliahan tetap berjalan. Dalam artian, perkuliahan yang diampu oleh AB tidak terhenti.
"Membebaskan sementara yang bersangkutan dari tugas-tugas akademik untuk memberikan kepastian berjalannya perkuliahan dan pembimbingan yang melibatkan yang bersangkutan," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (3/10/2019).
Selain itu, pihak IPB bakal memproses penghentian sementara AB sebagai Pegawai Negeri Sipil. Hal tersebut dilakukan agar AB dapat menjalani proses hukum yang tengah merundungnya.
Baca Juga: Dosen IPB Usulkan Mentan Jadi Bapak Mekanisasi Pertanian
"(Kami) akan memproses penghentian sementara yang bersangkutan dari status Pegawai Negeri Sipil agar dapat fokus dalam menghadapi permasalahan hukum yang bersangkutan," sambungnya.
Sebelumnya, dosen Institut Pertanian Bogor berinisial AB yang ditangkap di Cipondoh, Tangerang, kekinian ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, polisi turut menetapkan sembilan orang lainnya sebagai tersangka yakni, S alias L, OS, JAF, AL, NAD, SAM, YF, ALI, dan FEB.
Mereka ditetapkan sebagai tersangka perancang kerusuhan yang hendak memanfaatkan aksi unjuk rasa Mujahid 212 Selamatkan NKRI pada Sabtu (29/9/2019) akhir pekan lalu. Terkait penetapan tersangka itu, polisi sudah menahan mereka.
AB dituduh berperan sebagai pemasok bom molotov untuk aksi Mujahid 212 dijerat sejumlah pasal. Salah satunya Pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 atas tindak pidana membuat, menguasai, membawa, menyimpan, mengangkut, menyerahkan dan atau berusaha menyerahkan bahan peledak.
Oleh polisi, AB disebut juga merekrut pelaku lain berinisial S alias L, untuk memproduksi bom molotov. Selain itu, pelaku lain juga direkrut berinisial OS dengan tugas mencari dana untuk eksekutor di lapangan.
Baca Juga: Tak Rancang Kerusuhan, Dosen IPB Cuma Pasok Bom Molotov ke Aksi Mujahid 212