Suara.com - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri meringkus tujuh orang terkait pembuat percakapan Grup WhatsApp (WAG) anak STM terkait perbincangan adanya massa bayaran. Para pelaku masih menjalani pemeriksaan secara intensif.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan pihakya menemukan 14 WAG STM maupun SMK. Dari 14 GWA, polisi akhirnya meringkus tujuh orang.
"Dari 14 grup WhatsApp, tujuh orang sudah dilakukan penindakan. Yang mana dari tujuh orang itu, satu orang sebagai kreator, yang kita tangkap tadi malam," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Tujuh orang yang ditangkap berinisial RO (17), MPS (17), WR (17), DH (17), MAN (29), KS (16), dan DI (32). Penangkapan terhadap mereka dilakukan di sejumlah wilayah mulai dari Depok hingga Malang.
Baca Juga: Warganet Bongkar Ada Nomor Polisi di Grup WA Anak STM, Mabes: Propaganda
"Telah diamankan beberapa orang atau admin, seperti di Garut, Bogor, Subang, dan Batu-Malang yang sampai saat ini masih dalam tahap penyidikan," kata dia.
Sementara, Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo membeberkan lokasi penangkapan dan peran ketujuh orang tersebut.
Rickynaldo mengatakan, dari tujuh orang yang ditangkap, baru RO yang ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, RO merupakan kreator dari GWA "STM/K Bersatu".
Tersangka RO membuat grup tersebut untuk menggalang massa terkait aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI. Penangkapan terhadap RO dilakukan di kawasan Depok, pada Selasa (1/10/2019) malam.
"Saudara RO membuat grup untuk bergabung menghimpum kekuatan dan massa untuk bergabung menuju DPR Senayan, untuk demo RUU KUHP, di Gedung DPR," jelas Rickynaldo.
Baca Juga: 36 Penyusup Nyamar jadi Anak STM, Polisi: Tatoan Semua, Dibayar Rp 40 Ribu
Sementara, MPS merupakam seorang pelajar yang menjadi pengelola GWA "STM-SMK se- Nusantara". Kekinian, polisi masih mendalami peran dari MPS.