Kisah Heroik Orang Papua yang Selamatkan Ratusan Perantau saat Rusuh Wamena

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 02 Oktober 2019 | 15:50 WIB
Kisah Heroik Orang Papua yang Selamatkan Ratusan Perantau saat Rusuh Wamena
Edison Elepere yang ikut mengungsi di Kabupaten Merauke. [Jubi/Frans L Kobun]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Edison Elopere, warga Papua yang selama ini tinggal di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, ikut bersama ratusan warga perantau mengungsi di Kabupaten Merauke.

Keputusannya mengungsi, lantaran rumahnya bersama perabot lain, ludes terbakar, pascainsiden yang terjadi di Wamena, beberapa waktu lalu.

Kepada sejumlah wartawan, Selasa (1/10/2019), Edison Elopere mengungkapan ia berasal dari Manokwari, Papua Barat. Hanya, selama ini tinggal di Wamena.

“Bapak saya orang Manokwari, sedangkan mama saya dari Wamena,” ujarnya seperti diberitakan Jubi.co.id.

Baca Juga: 300 Perantau Minang Batal Pulang Kampung, Pilih Bertahan di Wamena

Menurutnya, di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, terdapat banyak orang perantauan, baik dari Makassar maupun Toraja.

“Begitu kejadian berlangsung, kurang lebih 200-an orang datang mencari perlindungan di rumah saya,” katanya.

Sebagai manusia, lanjut Edison, dirinya bersama delapan rekan lain yang juga orang asli Papua, melakukan perlindungan terhadap ratusan warga perantauan.

“Massa sudah datang untuk berusaha melakukan penyerangan. Namun, saya bersama delapan rekan lain memberikan perlindungan kepada ratusan warga perantauan, sehingga niat mereka melakukan tindakan anarkistis, diurungkan,” kata dia.

Setelah satu per satu bergerak pergi, katanya, ia langsung menelepon aparat keamanan untuk datang.

Baca Juga: Maaf Gubernur Papua untuk Perantau Minang Atas Insiden Rusuh di Wamena

“Lalu kami berjalan kurang lebih 500 meter, mengantar ratusan orang perantauan untuk dibawa ke Polres serta Kodim,” ungkapnya.

Saat bersama delapan rekan lain pulang, rumahnya telah dibakar oleh sekelompok orang.

“Saya tidak tahu siapa yang membakar. Ya sudahlah, asalkan saya bersama delapan teman lain sudah menolong ratusan warga perantauan,” katanya.

Sementara Ali Rahayan mengakui awalnya tak ada niat mengungsi ke Merauke. Hanya, karena lebih cepat dan dekat, sehingga memilih daerah ini. Lagi pula, bisa pulang ke kampung di Tual maupun Kei.

“Saya akan pulang kembali ke Wamena, setelah situasi benar-benar kondusif. Karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan di sana,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI