Mahasiswa Mau Demo Istana: Tolak Selesaikan Papua Pakai Cara Militer

Rabu, 02 Oktober 2019 | 15:29 WIB
Mahasiswa Mau Demo Istana: Tolak Selesaikan Papua Pakai Cara Militer
Aksi bagi-bagi bunga ke polisi dan TNI saat demo mahasiswa, Selasa (1/10/2019). (Suara.com/Fakhri Fuadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai ikatan mahasiswa, diantaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) tiba di kawasan Patung Arjunawiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2019). Mereka menolak penyelesaian konflik di Papua dengan cara militer.

“Rencana kita nanti long march ke Istana. Tapi jalan sudah ditutup di Patung Kuda. Rencananya ratusan, ini baru massa dari Bandung dan sekitarnya, 50 orang dari KAMMI Jawa Barat,” ujar Wahid Ihwan, koordinator KAMMI Jawa Barat.

Wahid mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan sejumlah kritikan, termasuk cara pemerintah yang dinilai lambat dalam menangani kebakaran hutan.

Hal senada juga disampaikan Ketua Departemen Kaderisasi Pimpinan Pusat KMHDI, I Gede Hendra Juliana. Menurut dia, pemerintah hanya menangkap pelaku kecil, bukan pelaku utama.

Baca Juga: Demo Buruh di DPR Selesai, Massa Tak Jadi ke Istana

Selain kebakaran hutan, Gede juga mengatakan aksi tersebut menyuarakan persoalan di Papua yang penyelesaiannya dirasa tidak kelas.

“Pemerintah masih menyelesaikan dengan cara militer, padahal bisa demokratis,” ujar Gede.

Tidak hanya itu, KMHDI juga meminta pemerintah untuk meninjau kembali RKUHP.

“Walaupun sudah ditunda pengesahannya, kami meminta pemerintah untuk meninjau kembali karena banyak sekali undang-undang yang tidak demokratis. Pasal penghinaan presiden dihidupkan kembali, ini bertentangan dengan demokrasi,” ujar dia.

KMHDI juga menagih janji presiden untuk menyelesaikan kasus korupsi dan mendesak KPK menyelesaikan kasus mega proyek.

Baca Juga: Cara Unik Polwan Surabaya Jaga Demo Buruh di Kota Pahlawan

“Aksi bersama ini kita akan menuju Istana, mengepung Istana. Kalau hari ini tidak diberikan akses memberikan suara, berarti presiden benar-benar anti-kritik,” ujar Gede. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI