Jika Temu Jokowi dan BEM Disiarkan TV, Putra Nababan: Kurang Efektif!

Selasa, 01 Oktober 2019 | 19:57 WIB
Jika Temu Jokowi dan BEM Disiarkan TV, Putra Nababan: Kurang Efektif!
Putra Nababan, presenter yang kini telah dilantik menjadi anggota DPR RI periode 2019-2014, ikut menanggapi demo menolak RKUHP yang dilakukan mahasiswa. (Youtube Tina Toon)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Putra Nababan menjelaskan bahwa pasal-pasal di RKUHP ini sudah melibatkan banyak kalangan.

Anggota DPR RI dari fraksi PDIP ini juga menyinggung aturan tentang ternak yang melintas ke rumah tetangga.

"Saya yang anak Jakarta Selatan, dapil Jakarta Selatan, enggak paham. Tapi buat orang yang ada di pedesaan, petani, peternak, itu ngerti. Karena harus dipahami Indonesia ini luas, bukan DKI Jakarta tok, Indonesia ini bukan kota-kota besar saja, dari Miangas sampai Pulau Rote sampai Papua juga beda," kata Putra Nababan.

Video percakapan Putra Nababan dan Tina Toon seputar RKUHP ini diunggah ke Youtube pada Senin (30/9/2019). Tapi percakapan tersebut berlangsung pada tanggal 29 September 2019.

Baca Juga: Ngaku Gerakan BEM Jakarta, Massa Ini Demo Minta Jokowi Tak buat Perppu KPK

Telah diberitakan sebelumnya, BEM SI mengungkapkan alasan lain menolak pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia, Muhammad Nurdiyansyah melalui keterangan persnya mengatakan, BEM SI pernah juga diundang Jokowi ke Istana pada 2015, namun dilakukan secara tertutup dan hasilnya membuat gerakan mahasiswa terpecah.

"Hasilnya jelas, gerakan mahasiswa terpecah. Kami belajar dari proses ini dan tidak ingin menjadi alat permainan penguasa yang sedang krisis legitimasi publik, sehingga akhirnya melupakan substansi terkait beberapa tuntutan aksi yang diajukan," kata Nurdiyansyah, dalam keterangan persnya yang diterima Suara.com, Jumat (27/9/2019).

Belajar dari pertemuan empat tahun lalu, BEM SI secara tegas siap kembali menemui Jokowi di Istana Negara. Namun harus dilakukan secara terbuka dan disiarkan live melalui media nasional.

"Aliansi BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu dengan Presiden apabila: 1. Dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional, 2. Presiden menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa yang tercantum di dalam ‘Maklumat Tuntaskan Reformasi” secara tegas dan tuntas," Nurdiyansyah menegaskan.

Baca Juga: BEM SI Tolak Temui Presiden Jokowi, BEM Unair Siap Berdialog

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI