Suara.com - Polisi menuding ada 36 orang penyusup yang menyamar menjadi anak STM dalam demonstrasi yang berujung kerusuhan di sekitar Gedung DPR RI pada Senin (30/9/2019) kemarin.
Mereka disebut dibayar uang Rp 40 ribu untuk memicu kerusuhan saat mahasiswa berdemo di DPR.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan 36 orang tersebut ditangkap di Jakarta Utara dengan bom molotov sebagai bukti perencanaan kerusuhan di DPR RI.
"Anak-anak tersebut isi tatoan semuanya dan mereka dibayar bervariasi antara Rp 20-40 ribu dan sudah disipakan juga bom molotov yang dipersiapkan oleh mereka dalam rangka memang menciptakan demo yang damai itu menjadi demo yang rusuh," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2019).
Baca Juga: Nomor Aparat Masuk Grup WA Anak STM, Polri: Itu Propaganda di Medsos
Sebelumnya, di media sosial ramai diperbincangkan video pengakuan dari seorang sekuriti yang menyamar jadi anak STM saat dibekuk polisi.
Terlihat seorang pria RH (22) yang bertelanjang dada bersama sejumlah orang lainnya. Mereka diamankan pihak kepolisian ketika mengikuti aksi.
Lewat pernyataanya, pria itu mengaku menyamar jadi anak STM setelah dibujuk oleh seseorang berinisial TIP.
"Saya berperan sebagai yang meramaikan massa dan mericuhkan suasana dengan menyamar sebagai anak sekolah," ungkapnya dalam video yang diunggah akun Twitter @kandede78.
Tak cukup sampai di situ, RH mengaku bersedia menyamar jadi anak STM setelah diimingi uang sejumlah Rp 40.000 oleh TIP.
Baca Juga: Kerusuhan 30 September Anak STM Semalam, Anies Kerahkan 200 Sweeper
"Dan saya dijanjikan uang oleh TIP setelah sampai di Gedung DPR sebesar Rp 40.000 dan saya meminjam seragam SMA untuk bergabung dengan pelajar," katanya.